From This Moment On

Daisypath Anniversary tickers

Wednesday, October 31, 2012

Fotonya Pas Wedding Aja


We didn't do pre wedding stuff.

Mas enggan. Gak usah deh, katanya sejak awal. Ya sudah. Saya juga tak keberatan. Kami sepakat. Alasannya gak ada waktu, butuh banyak biaya, gak terlalu ada esensinya (bagi kami). Nambah-nambahin stress harus mikirin ini itu printilan pre-wed such as konsep, tema, tempat, wardrobe, vendor, dan biaya. Gak mau repot apa gak mau rugi sih pasangan "hemat beb" ini?? Hehehhee..


Jadi demikianlah saya tidak bisa sharing ke temen-temen kalo soal pre-wedding photoshoot. Googling sendiri aja yaah.. Hahahaa.. Ada buaanyaakk referensi menarik kok di internet. OKe? Oke deeh.. ;)

Jadi no pre wedding photo, kita adakan Pas Wedding aja, :D Karena gak pake pre-wed, budget bisa dialihkan untuk foto wedding yang bagus. Ini cukup bikin mumet buat saya. Di kampung halaman, saya enggak ngerti vendor foto kawinan yang okeh *kelamaan jadi anak rantau*. Dan waktunya juga gak banyak buat saya untuk nemuin vendor yang cocok. Orang tua sih ngertinya studio foto biasa yang hasil fotonya juga biasa banget, enggak modern, dan enggak ngikutin tren. Pengennya yoo sing apik laah.. kayak hasil foto-foto vendor fotografi kota besar gitu lhoo.. ada gak yaa di Magetan??

Mumet bingung nanya cari referensi. Waktunya juga sempit. Maunya saya waktu mudik lebaran seminggu itu bisa dimanfaatin maksimal untuk dapet vendor foto juga. Mau minta tolong dicariin saudara/temen juga gak enak lho pada sibuk berlebaran. Sebenarnya saya males aja gitu kalo harus tanya sini-situ. Mau enaknya aja sih bisa dapet rekomendasi dari teman yang terpercaya. :p

Untungnya saya teringat sama Nana, teman saya yang baru nikah bulan Mei kemarin. Lebaran hari ketiga saya ditemenin Adik bertamu ke rumah Nana untuk lihat hasil foto-foto pernikahannya yang katanya Adik saya juga bagus. Kebetulan adik saya bff-an sama adiknya Nana. Sambil lihat-lihat fotonya (yang emang bagus) saya dikasih kontak fotografernya, Roni Omen. Setelah kontak dengan Roni dan tanya-tanya, kami bertemu. Roni ini anak muda Magetan yang ikut perkumpulan fotografi Magetan. Kami ngobrol-ngobrol sambil juga diliatin portofolionya. Lumayan bagus sih.. jadwalnya kosong, harganya juga cocok.

Kalo sama anak muda (yang kebetulan juga sedang bangun bisnis foto) gini enaknya bisa nego, enak diskusi, dan kerjaan mereka juga lebih total untuk bikin konsumen puas dengan hasil photoshoot mereka. Hasil foto nanti baik yang editan maupun file asli juga dikasihin semua ke klien. Jadi kita bisa dapat hasil yang maksimal dengan harga yang terjangkau banget. (Note: Untuk informasi vendor fotografi di kota besar such as Jakarta, Surabaya, i don't have any information or capability to make some comparison) Buat teman-teman yang di daerah Magetan, Madiun, dan sekitarnya, boleh nih kontak mas Roni buat jadi fotografer wedding/pre wedding. ;)

Portofolio Roni Omen bisa dilihat di photo-blognya di Felicia-Photography.


XoXo
-anna-
 

Tuesday, October 30, 2012

Keriuhan Pernikahan Sudah Dimulai


Give me a break.. These wedding things make me confused and tired and my mood is swinging up and down like a yo-yo. *sigh

Libur hari Raya Idul Adha kemarin saya pulang kampung. Niatnya sekalian untuk membereskan beberapa hal dan urusan yang masih perlu diselesaikan. Begitu saya memasuki pelataran rumah, sudah mulai tampak perubahan. garasi mobil di halaman depan sudah dibongkar. Well, keriuhan persiapan pernikahan di rumah sudah dimulai tampaknya.

Dan begitu masuk ke dalam rumah. Wooww.. Saya cukup terkejut, kaget, dan shock melihat keadaan rumah yang jauh dari rapih, berantakan sana-sini bagai kapal pecah. Tumpukan undangan orang tua yang belum didistribusikan memenuhi ruang tamu. Barang-barang pecah belah, alat makan, dan alat-alat masak mulai dikeluarkan dari tempat penyimpanan. Berbagai macam sembako terkumpul di ruang tengah. Kue-kue dan aneka penganan kering untuk buah tangan tamu sudah jadi. Adaa apaaa iniiii??? Mau ada hajatan apaa di rumah?? Looh.. mau mantu yaa?? Waaawww.. (X_X)

Tiga hari di rumah malah bikin saya mumet dan puyeng. Hehehee.. Hari Jumat (26/10) malam di rumah diadakan acara pembentukan panitia pernikahan. Punya gawe/acara kawinan di kampung, I told you, beda banget sama meng-organize acara pernikahan di kota besar. Di kota besar, if you want a perfect wedding party, tinggal hire wedding organizer profesional yang siap repot dan wara wiri ngurusin ini itu. Di kampung kota kecil, WO-nya yaa... keluarga. kerabat. tetangga. Punya gawe mantu tidak melibatkan tetangga? OOoohh.. Tidak bisaa..?!!!?

Di acara pembentukan panitia diundanglah bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda karang taruna, embah-embah, paman-bibi, yang akan dilibatkan sebagai pendukung demi kesuksesan acara mantu. Setiap orang sudah punya pos masing-masing dan waktu tugas masing-masing. Ada yang jadi among tamu, jaga souvenir, pengawas hidangan, pengladen/peyananan tamu, dekorasi, sampai yang jadi puteri domas. Ada yang tugas pada saat acara akad, jagongan sumbangan, dan resepsi. Pagi-siang-sore-malam. Its sounds so lebay banget yaa acaranya.. Kebetulan selain karena mantu pertama, bapak saya termasuk yang dituakan di lingkungan dan keluarga. Tapi tanpa bantuan tetangga dan kerabat acara pernikahan ini tidak bakalan terselenggara lhooo.. Hukum adat di kampung ya gitu. Kalau dalam bertetangga anda baik, rajin bantu-bantu kalau ada yang punya acara, niscaya akan dibalas pada saat anda sendiri punya gawe.

Demikianlah menghadapi keriuhan dan euforia persiapan pernikahan di rumah malah bikin saya puyeng dan malah ngeblank bingung mau ngapain. Mau ngerapiin kamar atau pita-pitain souvenir eeh malah bantu-bantu ngiris-ngiris wortel dan ngaduk adonan kue buat bikin snack acara panitia. Gara-gara rumah kotor dan sibuk persiapan dan masak-masak malah gak sempet masker-masker wajah. :D Mau ketemu sama entertainer dan perias juga beliau-beliau pada sibuk job semua. Duuh wes cepet balik Banjarmasin aja buat menenangkan diri dan pikiran.

Kurang lebih seminggu lagi. Rasanya masih unbelieveable. Sudah banyak digodain eehh.. calon manteeen,, dan saya cuma senyum-senyum pasrah. Rasanya dengan segala keriuhan dan hiruk pikuk di rumah saya harus banyak-banyak berserah dan berpasrah (jawa: pasrah=menyerahkan tanggung jawab kepada orang lain). Intinya udah deeh gak bisa minta macem-macem dan maksa harus gini gitu. Karena walaupun ini adalah pernikahan saya tapi acaranya adalah hajatan orang tua dan keluarga. Banyak kepentingan. Cuma bisa berharap dan berdoa semuanya lancar. Saya tidak akan berharap pernikahan akan sempurna, indah, dan bagaikan mimpi seperti pernikahan selebritis atau foto-foto adorable yang ditampilkan situs-situs pernikahan.  Sing penting lancar wesss... 

Senin (29/10) saya balik lagi ke Banjarmasin. Masih ngantor seminggu sebelum terbang lagi ke Surabaya Selasa (06/11) depan untuk cuti nikah. Masih banyak pendingan pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum cuti. Masih ada pe er mengabarkan pernikahan kepada teman-teman dan sahabat. Banyak pikiran campur aduk. Dan waktunya tidak banyak lagi. Mendekati acara banyak printilan dan hal-hal yang musti dicek ricek ulang. Dalam sepuluh hari lagi, sepuluh hari lagi!!  Bismillaaah,, paringi lancar Ya Allah....

Waah, kok isinya keluh kesah gini yaah..?? Dooh, I need some relaxing pre wedding treatment. :p

XoXo
-anna-

Sunday, October 21, 2012

Undangan Ungu Unyu


Yeaah. Warna tema pernikahan saya adalah ungu-ungu unyu. Begitupun tampilan si undangan. Oke, undangan cetak sudah jadi sejak dua mingguan yang lalu dan sudah mulai didistribusikan. OOhh.. tetapi bahkan saya belum lihat dan pegang secara langsung undangan pernikahan saya!! Tapi sudah dikirimin picnya sih sama Adik di rumah..

Cerita tentang undangan ini... Jadi saat pulang mudik lebaran, saya diantar Bapak ke percetakan salah seorang temannya di desa Selopanggung, Magetan tak jauh dari rumah saya. Di rumah Pak Anas, saya bawa beberapa contoh undangan yang saya mau seperti apa. Kemudian di sana ketemu satu contoh undangan yang cocok, tapi saya mau desain cover yang beda dan perubahan isi serta warna. Komunikasi dengan desain dari Pak Anas lewat email. Beberapa kali ganti pengaturan desain undangan sampai kemudian fix.

Pada awalnya saya mau undangan yang simpel dan enggak mahal, tidak perlu hard cover. tapi akhirnya tergoda juga untuk bikin undangan hard cover. Menurut si empunya percetakan, undangan hard cover bisa ditekan biayanya dengan beberapa hal. Misalnya tidak ada gambar/foto berwarna, tidak pake desain huruf timbul/emboss dan tinta emas. Jadi keputusannya untuk nama calon pengantin tidak timbul, tidak pake tinta emas, tidak ada foto-foto berwarna.  Biasa aja pokoknya. hehehe.. Pingin bikin desain yang berbeda atau detail yang unik-unik juga cukup susah koordinasi dan eksekusinya dari pihak percetakan. It's OK siih.. lebih dari bagus dan pantas menurut kami. 

Setelah jadi.. weww.. warnanya kok ungu terong gitu yaa? Padahal saya kan udah bilang mau ungu agak kemerahan gituh. Yasudahlah..  sejadinya aja. Kata Adik, si Mas, dan beberapa teman lumayan kok hasilnya. Yang justru bikin shock adalah jumlah undangan yang dicetak. Perkiraan budget versi saya adalah sekitar 1000 undangan dengan harga @4000 cukupan ajalah. Tapi si Bokap yang sedang euforia akan mantu pertama kali ini lhoo.. Heboh banget bikin acara.. (O_o) Yang punya hajat membagi undangan menjadi dua hari, Jumat (jam bebas) dan Sabtu (resepsi pukul 11.00 - 13.00). Total undangan 1.800 pcs dibagi 800 pcs undangan hari Jumat dan 1000 pcs undangan hari Sabtu. Dooh Pak'eee orang dari negara desa mana aja yang jenengan undang ituuh?? Yo wes embuh lah dudu aku sing duwe gawe.. ;)

Ohya, penulisan nama tanpa gelar akademik. Sebenernya mau aja sih ditulis.. tapi dari keluarga Mas meminta agar tidak usah pakai gelar-gelaran. Ok, fine. No problemo. Yang penting di undangan pernikahan saya ini tertulis lirik lagu pernikahan yang saya sukaaaa banget. Yes, lirik lagu. Agak chessy yaa.. Biasanya kan penggalan puisi atau nasehat pernikahan islami gitu.. Lagu apa ya? Liriknya penuh makna dan indah banget. Menikahimu oleh Kahitna. Ini penggalan liriknya yang saya cetak di undangan. :')
"Menikah denganku, menempatkan cinta.. Melintasi perjalanan usia,
Menikah denganmu, menetapkan jiwa.. Bertahtakan kesetiaan cinta,
Selamanya..."
XoXo
-anna-

Thursday, October 18, 2012

Souvenir Pernikahan Aksesoris Cantik Khas Martapura


Wiih.. baru update souvenir lagi dehh.. Makluum calon manten males.. :P Setelah galau sampai terbawa-bawa mimpi... (baca kisahnya di sini) akhirnya saya kesampaian juga pergi ke pasar Cahaya Bumi Selamat (CBS) Martapura Kalimantan Selatan untuk berburu aksesoris cantik batu-batuan khas Martapura untuk souvenir pernikahan. Yes, Martapura.

Salah satu hal yang saya syukuri selama berdomisili di Banjarmasin adalah bisa berkunjung dan belanja bermacam aksesoris cantik macam gelang, kalung, cincin, bros di kota Intan, Martapura. Yep bukan belanja intan permata siih tapi bling bling things yang bikin mata berkilau-kilau dan dompet berkali-kali terbuka setiap kali berkunjung. Huihihii.. Martapura memang terkenal akan kerajinan aksesoris batu-batuan, permata, dan pernak-pernik perhiasan lainnya. Beragam macam model aksesoris bisa ditemui di pasar CBS dari harga murah gelang lima ribuan sampai yang mahal batu berlian puluhan juta rupiah. Lengkap dan menyilaukan. :D

belanja bareng mbak Fitri, owner PermataKita.com
Pada saat galau gak jelas mikirin souvenir dan bingung ke Martapura minta temenin siapa, saya kemudian menghubungi mbak Fitria. Suami mbak Fitria ini satu angkatan di perusahaan yang sama dengan calon suami. Tapi kebetulan juga mbak Fitria dan suami adalah adik angkatan Mas di kuliah alih jalur ITS. Saya sempat dikenalkan waktu Mas berkunjung ke Banjarmasin di bulan Oktober 2011. Mbak Fitria yang orang Madiun ini mengikuti suaminya yang dinas di Banjarmasin. Mbak Fitria adalah owner PermataKita.com, online shop yang berjualan pernak-pernik dan aksesories dari Martapura. :)

Dan dalam medio Juli - Oktober ada empat kali saya datang ke Martapura. Pertama survey, kedua beli dan pesan, ketiga ambil pesanan, dan keempat beli tambahan. Saya ngikutin mbak Fitria muter-muter pasar Martapura dan ditunjukin toko grosir di mana kita bisa dapetin aksesoris dengan harga murahmeriah. Seneeenggg..!!! \(^-^)/ Gelang, kalung, bros aneka bentuk bisa kita dapetin dengan kisaran harga 3.500 - 5.000 rupiah /pcs (beli grosir dengan jumlah banyak lho yaaa). Masuk budget bangeetttt dan sesuai keinginan untuk kasih souvenir pernikahan aksesoris khas Kalimantan.

souvenir aksesoris Martapura
Kunjungan yang kedua seminggu sebelum puasa akhirnya saya sekalian pesan dan ambil barang yang stoknya tersedia. Beli 800pcs. Dicampur-campur barangnya. Bros-bros cantik dan gelang batu warna-warni. Kalau dirata-rata jatuhnya yaa sekitar Rp5000/pcs sama plastik dan pita pembungkusnya. Dikemas sederhana aja sih pake plastik toh habis itu kan dibuka buat dipakai kan souvenirnya. Sayang kalau pake packaging mahal. Plastik dikasih pita cantik dan ucapan terimakasih udah pantes banget kok. :p *tipshemat*

Kunjungan ketiga siang-siang yang panas di bulan Puasa untuk ambil sisa pesanan. Buseeettt ternyata 500pcs gelang+bros batu-batuan itu berat banegettt sodara-sodaraa!! Saya dibantu mbak Fitria bawain belanja (makasiihhh buaaanyyak bantuannya mbak Fitria). Dua tangan full bawa beberapa tas plastik isi pesanan souvenir. Malamnya rasa lemes dan capee bangett dan pegal-pegal di lengan,, ahahahaa..

Sejumlah 800pcs aksesoris itu saya bawa pulang sendiri ke Magetan waktu mudik lebaran. Udah ditata rapih dibagi dalam satu koper besar dan dua buah tas tenteng. Bawaan mudik buanyak banget kayak mau mudik sama dua anak balita. (-____-)a Syukur banget kemarin itu bisa mudik bareng-bareng (walau beda tujuan) sama temen-temen cowok. Makasih buat Delly dan Mukhlis yang udah bantuin angkatin tas dan koper saya walaupun sampek di rumah koper nya tetep hampir jebol gara-gara keberatan muatan. :p

Di rumah, souvenir dikeroyok sama keluarga buat dikemas. Udah rapih masuk plastik tinggal ngasih pita dan ucapan terimakasih. Kemudian minggu kemarin saya ke Martapura lagi untuk beli tambahan gelang 200pcs karena undangan resepsi juga banyak. Mudah-mudahan cukup yaa 1000pcs aksesoris. *wish *legaa.. Xoxo.

-anna-

Pasar CBS - Pusat Penjualan Aksesoris Martapura Kalsel

Wednesday, October 17, 2012

Honey, Honeymoon Ke Mana Kita??


I dreamed a honeymoon dream trip..
Pengennya ke Bali ya. Atau Lombok. Atau Singapore. Atau KL. Oh Well..

Duite mbahmu ta??? Sebagai pasangan medioker dari keluarga medioker, beginilah.. terima nasib aja kalau honeymoon is not a priority. "Yaa.. nanti kalau ada dana lebih ya.. Kalau waktunya ada yaa.. Nanti kan di rumah masih banyak saudara.. Gak enak kan saudara masih mau ketemu masak kita tinggal.." *sigh

Saya sudah dari dulu mengusulkan honeymoon saving. Dan kami tidak melakukannya. Cuma sekedar berandai-andai aja. "Mauu ke Bali dong Mas.." | "Mahal dek, mendingan uangnya ditabung buat beli rumah." | "Ya udah ke Jogja aja yuuk yang deket.. | "Iya kita lihat nanti yaa....

Pengenlah yaaa pergi berdua setelah menikah. Apalagi jatah cuti menikah kan juga enggak lama, mentok sepuluh hari terus kami akan pisah. Saya kembali ke Banjarmasin, Mas balik ke Surabaya. Masak gak ada kita menghadiahi diri sendiri sebagai pengantin baru untuk liburan romantis paling enggak dua-tiga hari laah..

We had a fight about it this morning. I just couldn't control my emotion and voice tone so he was very angry. So, here it is. I will not blab and murmur about honeymoon-romanticholiday-andsuchthosethings anymore. Jika tidak ada bulanmadu romantis-wisata kuliner enak-dan penginapan nyaman, kami dapat menghabiskan hari-hari pengantin baru dengan jalan-jalan keliling alun-alun Magetan-Ngawi-Madiun dengan sarapan bubur ayam atau jajan bakso dan es kelapa berdua, kemudian bergantian menginap di rumah orang tua saya dan orang tuanya. Well it sounds low profile, unselfish, romantic, and cheap on budget. XoXo.

-anna-

Wednesday, October 10, 2012

Cerita Fitting Beskap


Di hari lebaran ketiga, saya bersilaturrahim ke Bapak-Ibu Ngawi. Pulang dari Ngawi saya diantar Mas ke Magetan dan singgah ke Maospati dulu. Kami sudah berjanjian dengan Ibu Mursito perias untuk fitting beskap sang calon manten. Sampai di Maospati sudah menjelang Isya. Oleh Ibu Mursito, kami dibawa ke sanggar rias beliau dan mulai diambilkan beskap khas adat Solo. "Warna apa ya mbak bajunya kemarin?" tanya Ibu Mursito.

"Warna ungu untuk resepsi dan kuning untuk temu manten." jawab saya. "Yang ukuran paling besar ya Ibu," canda saya sambil melirik jahil ke si Mas yang cuman bisa manyun mendengar olok-olok saya. Ibu perias mengambil dari lemari sepotong beskap warna kuning dengan ukuran super besar.

"Ini ukurannya L3," kata beliau sambil menyerahkan ke Mas untuk dicoba. Saya membelalakkan mata sambil berdecak takjub. WOoooww.. Mas mendelik sambil membuka kancing beskap. "Menengo," mulutnya membuka tanpa bersuara. Hahahahaaa...

aduhh seseek niih... gak bisa nafas..
blangkonnya gak muat kekecilan.. :P

Kemudian dicobalah beskap itu. Alhamdulillaah.. paass!! Lega deh ukuran bahunya pas, karena bahu si Mas ganteng ini emang lebar banget ukurannya empat jengkal tangan. Susah nyari bajunya.. (-___-") Udah pernah nemenin dia cari kemeja dan jaket. Sampek stress muter-muter mall kok susah banget cari ukuran yang pas. Luar biasa emang cintaku ini. Wakakakk.. Etapi etapii.. pas udah dikancingin kok ngepress yaaa..  Si Mas mengeluh sesak di bagian leher dan perutnya. Aduuhhh aduuuhh... *nahanketawa*. Ibu perias lalu turun tangan dan mengambilkan vest/rompi dalaman. Vest itu lalu dipakai dan dilapisi beskap di luarnya. "Naahh.. kalau gini enak, gak sesak.." Mas menghela nafas lega. Saya ngakak. Kemudian digetok. :p

aaww... gantengnyaa pake beskap.. <3>
Untuk beskap warna ungu saya pilih ungu tua yang tampak klasik. Namun ukuran L3 tidak ada sehingga nanti akan dipesankan atau dibuatkan baru oleh Ibu perias. Pas bagian nyobain selop juga bermasalah. Gak cuma bahu dan perutnya si ganteng ini aja yang besar, tapi kakinya jugaa.. (O_o) Selop ungu ukuran 43 enggak ada. Jadi nanti sekalian deh dipesankan bareng sama beskap. Demikian juga masalah blangkon. Lingkar kepala si ganteng ini juga masya Allah deeh.. untung ada blangkon yang gedee.. \(^0^)/

Pada awalnya itu sih, kemudian ada perubahan rencana. Pertama, baju temu/panggih temanten diganti warna hitam. Jadi beskap kuning tidak akan dipakai. Kedua, untuk acara unduh mantu Ibu Ngawi ngasih buat Ibu dan Adek kain seragam warna gold, which is means penganten harus menyesuaikan dengan tema acara dan kebaya orang tua. Di awal omong-omong dulu Ibu Ngawi tidak ada rencana menggelar acara dengan warna tertentu, jadi saya menyiapkan kebaya warna ungu yang dibelikan bareng seragam panitia itu untuk pakaiannya dan mas akan pakai jas lagi. Santai sajalaah, then things changes..

Jadi kemudian saya telpon ke Ibu Perias untuk menanyakan beskap warna hitam ukuran besar ada nggak? "Oh ada mbak," jawab Ibu Mursito. Alhamdulilaaah.... Kemudian baju pengantin pria model setelan dan celana -untuk unduh mantu- yang warna coklat muda atau gold ukuran besar, sekali lagi untuk menegaskan, ukuran besar, ada nggak?? dan syukurlah adaaa... *hembuskannafaslega* LOL. Progress terakhir waktu Bapak-Ibu-Adek ke rumah Ibu Mursito akhir September, beskap ungu sudah dipesankan, dan beskap hitam besar juga setelan manten pria warna gold ukuran besar ada. Mungkin kalau bisa nanti fitting sekali lagi pas saya pulang di Hari Raya Idul Adha nanti atau dua minggu jelang pernikahan. Woaalaah.. mas ganteengg.. mas ganteengg.. *cubitcubitperutendutnya*

-anna-

Monday, October 8, 2012

One Month And One Day





One Month and One Day, finally. Well.. time flies.. :)

Rasanya baru kemarin lamaran, terus iseng-iseng pasang widget countdown event.
Aaaww.. masih lima bulan lagii!! *gaksabaarrr..*
Hmm.. empat bulan lagi, kok masih lama yaaa.. *santaaii aja kaleee*
Aaahh.. tiga bulan lagii.. Persiapan gimana yaa?? Ini belum, itu belum.. *mulaigalau* 
Apaagghhh... Dua bulan lagiii..?? Undangan belum dilist nihh..!! Kebaya akad nikah pake warna putih apa warna-warni yaa?? Dooh, kapan perawatan kapan olahragaa..!!?? *bingung karepe dewe*
Daaann sekarang.. Sebulan lagiiiii!!! *speechless*

Okeh, take a deep breath. Mudah-mudahan, insya Allah semua berjalan lancar. Menjelang pernikahan emang adaaa aja cobaannya yaa. Tapi ingat kembali, menikah itu membuka pintu rejeki. Rasul bersabda, "Menikahlah, maka kau akan kaya." Segala kesulitan akan dimudahkan, setiap permasalahan akan akan ada jalan keluar. Sabar, ikhlas, dan berserah. Mudah-mudahan pernikahan kami nanti akan membawa banyak barokah. Amiin ya Robbal 'alamin..

Satu bulan dan satu hari lagi. Tensi persiapan mulai naik, kadar excitement juga meningkat, tingkat stress dan emosi pun bertambah, level kesabaran mengikuti segala hiruk pikuk persiapan pernikahan juga semakin membesar. Yang pasti juga, mendekati pernikahan, ibadah dan tirakat semakin ditingkatkan. Mohon diberi kelancaran dan kemudahan dalam setiap urusan. Tidak lupa juga menyenangkan diri sendiri dan menjaga kondisi tubuh, jiwa dan raga, lahir dan batin, mental dan spiritual, menghadapi hari istimewa, hari nan bahagia, hari pernikahan kami, satu bulan dan satu hari lagi, hitung mundur, mulai.. Bismillah... 

Taman Bungkul, Surabaya 26/08/2012

-anna-

Saturday, October 6, 2012

Mahar Pernikahan


"Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan[*]. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya (QS An-Nisaa’ 4 : 4)"
[*]. Pemberian itu ialah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan memberikan mahar kepada wanita yang hendak dinikahi, maka hal tersebut menunjukkan bahwa mahar merupakan syarat sah pernikahan. Pernikahan tanpa mahar berarti pernikahan tersebut tidak sah, meskipun pihak wanita telah ridha untuk tidak mendapatkan mahar. Jika mahar tidak disebutkan dalam akad nikah maka pihak wanita berhak mendapatkan mahar yang sesuai dengan wanita semisal dirinya (’Abdurrahman bin Nashr as-Sa’di dalam Manhajus Salikiin hal. 203).

ilustrasi diambil dari internet
Mahar adalah hak murni wanita, dan dalam perkawinan harus ada pemberian harta dari pihak laki-laki terhadap wanita sebagai mahar, adapun jenis dan kadar mahar berbeda-beda sesuai dengan kemampuan.

"Carilah olehmu mahar meskipun cincin dari besi" (Muttafaq 'alaih)

Mahar ini menjadi hak istri sepenuhnya, sehingga bentuk dan nilai mahar ini pun sangat ditentukan ileh kehendak istri. Syariat Islam tidak menentukan batasan minimum atau maksimum untuk mahar pernikahan. Dan bisa saja mahar itu berbentuk uang, benda, ataupun jasa, tergantung permintaan pihak istri. Namun syariat menganjurkan wanita agar meringankan mahar kepada calon suaminya dan tidak berlebihan, guna memudahkan proses pernikahan dan menghindari maraknya perzinaan.

Dengan berkembangnya zaman, wanita semakin menyadari akan hak-hak yang dimilikinya secara syar'i, namun kembali kepada ajaran Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, bahwa pernikahan itu merupakan sunnah rasulullah atas ummatnya, maka dalam penentuan nilai maharpun, Rasulullah mengatakan dalam haditsnya : “Sebaik-baik mahar adalah mahar yang paling mudah (ringan).” (HR. al-Hakim : 2692, beliau mengatakan “Hadits ini shahih berdasarkan syarat Bukhari Muslim.”) 

(dari berbagai sumber)

-------oOo------- 

Saya teringat pelajaran Agama Islam di masa SMU. pak Mudaim, guru agama saya sedang memberikan materi tentang pernikahan. Beliau berkata, "Anak-anak perempuan, nanti jangan mau dikasih maskawin seperangkat alat sholat sama suaminya. Mintalah perhiasan atau sejumlah uang. Maskawin itu sebaiknya sesuatu yang menyenangkan hati perempuan dan mempunyai nilai nominal. Kalau Quran dan mukena sudah pada punya sendiri kaan.."

Adegan dalam sinetron Para Pencari Tuhan jilid 6 yang tayang pada bulan Ramadhan kemarin memperlihatkan Barong dan Chelsea yang akan menikahi perempuan pujaan hati mereka masing-masing. Kata penghulu, Mana maskawinnya? | ini Pak (keluarga menyorongkan seperangkat alat sholat yang dibungkus dalam keranjang hantaran | Wah, jangan ini, tolak penghulunya. Mas kawin itu sebaiknya berupa harta benda | Wah saya gak nyiapin uang Pak, jawab Barong cemas (takut enggak jadi kawin) | di ATM ada nih sejuta, ujar Chelsea. |

Penghulu menengok ke calon mempelai perempuan. Mau nih dikasih mahar masing-masing mempelai 500rb? calon istri boleh meminta jumlah mahar kepada suami. | Bapak Dara (calon istri Barong): kalau begitu saya minta mahar 10 juta buat anak saya | Barong semakin cemas gak jadi kawin niih | Penghulu berkata lagi, wahai para perempuan, Ringankanlah maharmu!| Piyee toooh... hahahaa

Saya ketawa-ketawa lihat adegan itu. Syukurlah calon mempelai perempuan menyetujui dibayar mahar sebesar 500 ribu dan pernikahan jadi dilaksanakan. Dari berbagai sumber yang saya rangkum di atas pada intinya urusan mahar adalah kesepakatan. Sepakat dan rela. Jangan meminta mahar yang terlalu mahal. Apa manfaatnya jika mahar tersebut ternyata didapatkan atau dibeli dengan cara berhutang, atau bukan dari penghasilan calon suami sendiri? :))

Kalau saya pribadi tidak ingin diberikan mahar berupa Al Quran dan alat sholat. Karena tanggung jawab dan akibat di balik pemberian itu sebagai mahar sangatlah besar. Mendingan sejumlah uang atau perhiasan, disesuaikan dengan kemampuan calon suami. Quran dan alat sholatnya boleh dimasukin ke seserahan aja deh.. ;)

Saya meminta perhiasan saja untuk maskawin. Kebetulan Mas sudah minta tolong ke ibunya untuk dibelikan sejumlah perhiasan emas sejak setelah acara lamaran. Saya pun menyampaikan permintaan supaya perhiasan tersebut yang dijadikan mahar. Kemudian akan ada juga sejumlah uang sebagai simbolis. Jumlahnya tidak terlalu besar, di bawah satu juta, disesuaikan dengan tanggal pernikahan, dan akan dihias serta dibingkai cantik. Urusan dekorasi mahar ini pun diserahkan pada mbak Andien, adiknya Mas. Jadiii.. saya tidak tahu menahu jumlah pasti dan hiasan maharnya nanti. Pokoknya surprise, kata si Mas. :))

penyerahan mahar pernikahan

Informasi dan kajian tentang mahar pernikahan dalam Islam bisa dilihat di sini:

Thursday, October 4, 2012

Kain Kebaya Seragam


Kain kebaya untuk seragam udah beres dari awal bulan September kemarin. Di suatu hari Sabtu di bulan Juli sebelum bulan puasa, Ibu-Bapak ditemani adek dan dua orang tante pergi ke Pasar Beteng dan Pasar Klewer Solo untuk belanja kain kebaya. Seragam ini diperuntukkan bagi ibu-ibu panitia saja yaitu ibu-ibu tetangga yang akan bertugas menjadi penerima tamu. Jumlahnya ada 36 potong *wooww banyaknyooo (_ _"). Menurut konfirmasi dan cerita dari Ibu, karena acara akan diselenggarakan selama dua hari, jadi  panitianya juga akan dibagi. Sekaligus juga membalas pemberian dari tetangga-tetangga yang sudah pernah mantu dan ngasih seragam.. ehehhee

Berikutnya kebaya seragam untuk tante dan budhe kandung, sepuluh potong, mirip dengan kebaya ibu-ibu panitia, cuma beda di warna furing. Kebaya untuk Ibuk dan besan/Ibu Mertua 2 potong, dan Kebaya untuk Dek Ari dan mbak Andien, adek saya dan adeknya Mas. Terus juga belikan kain untuk Embah dan beberapa embah lainnya. Semuanya Ibu-ibu. Untuk kain Kebaya plus furing belinya di Mac Mohan Pasar Beteng, harganya enggak tau persisnya per meter berapa. Yang penting hitungan orang yang mau dikasih udah pas aja. :)

atas: kebaya ibu-ibu panitia
bawah: kebaya budhe&tante
kebayakuuu... udah dijahitin tapi bingung mau dipake kapan?
note: foto diambil pake hape dan camdig, harap maklum kalau hasilnya beda..
atas: kebaya ibu dan besan
bawah: kebaya the sisters
sebenarnya beda bahan dan warna furing tapi pas difoto mirip :p

Setelah itu Bapak mampir ke pasar Klewer untuk beli dua kodi kemeja batik buat dibagi-bagikan ke anak-anak Karang Taruna yang mau bantu-bantu jadi sinoman. Komunikasi dengan Adek lewat bbm, ditunjukin foto-foto kain yang dibeli. Waiitt... Semua dapat kain kebaya baru... Lah kok calon mantennya enggak dibelikan?? Mauuu doong belikan sepotong.. hehehee.. Udah mau cabut aja dari tokonya tuh rombongan eh akhirnya nambah beliin sepotong kain buat saya. Makasiih.. :*

Kain-kain itu sudah didistribusikan ke masing-masing penerima. Untuk tante dan embah yang di luar kota sudah dipaketkan. Untuk ibu-ibu tetangga juga diantar langsung sama Ibu setelah lebaran kemarin, karena ceritanya nunggu saya pulang dulu biar tahu wujud dan warna kainnya.. :D Di lingkungan tempat tinggal saya memang ada semacam kebiasaan mendayagunakan bapak-bapak dan ibu-ibu tetangga sebagai panitia acara pernikahan dan penerima tamu. Namanya juga tinggal di kota kecil dan di perkampungan Hehee.. Dan sekarang juga semacam wajib hukumnya memberi kain kebaya seragam. Ibuk saya kan juga selalu dapet tuuh, banyak koleksi kebaya panitia kawinan tetangga. Hehhee.. Untung yang dibelikan cuma ibu-ibu. Dan mereka juga menjahitkan masing-masing. Modele yo terserah masing-masing lah.. :P Kalau untuk bapak-bapaknya sih paling nanti pakai jas, jas masing-masing tapinyaa.. Ahahaa

-anna-