From This Moment On

Daisypath Anniversary tickers

Tuesday, September 25, 2012

1 Month and 2 Weeks - Review III Wedding Prep


Enggak tahu kenapa, seminggu terakhir ini saya dilanda wedding-prep blues. Istilahnya ngarang sendiri, hehehee.. Kondisinya sih aselinya lagi kumat aja malesnya. Malesss ngapa-ngapain. Maless ngurusin ini itu masalah pernikahan. Banyak pikiran tapi juga gak dikerjain. Gak bisa berbuat banyak karena kondisi jauh dari rumah. Ada di masa jenuh deh, dan mungkin juga bercampur enggak sabar, udah laah.. capek kalo harus memaksakan begana begini begitu. Akad nikah terus resepsi gitu aja deeh.. Rempong juga kalo mesti mikirin desain dekorasi, model kebaya, daftar lagu, urusan catering dan masak-memasak, warna pita buat bungkus suvenir.. Udahlah yang penting acara lancar, sah, orangtua bahagia, saudara berkumpul, tamu yang datang senang...

But I still want to make some details and I want my wedding days is special, beautiful, and unforgettable, though.. :p

So.. sudah tinggal sebulan setengah lagi menjelang acara pernikahan. Enggak terasa yaah.. Banyak yang belum kelar dan harus difollow up loh.. (x_x) Cek-ricek yuuk, buat semangatin diri sendiri dan menjaga tensi hati biar tetep berbunga-bunga berwarna bersukacita menyambut hari nan bahagia.. :D

1. Venue: Akad nikah di rumah. Temu manten di rumah. Resepsi di jalan depan rumah. :p
2. Rias dan Dekorasi: Untuk kebaya-beskap temu manten ganti warna hitam. Resepsi tetap ungu. Tambahan sewa baju untuk acara unduh mantu hari Minggu (11/11). Sudah telpon ke Ibu Perias untuk konfirmasi. Fitting ulang di jadwal pulang kampung berikutnya di akhir Oktober.
3.Tenda: Gak sempat kroscek ke vendor. Pokoknya disesuaikan sama tema acara detailnya terserah aja biar diurusin sama Bapak di rumah. :)
4. Catering: Sudah konfirmasi menu dan disesuaikan penataan dan dekorasi catering dengan warna tema acara. Jumlah pesanan itu urusan orang tua aja.
5. Hiburan: Gak sempat juga ngasih song list dan cd lagu ke entertainer pas mudik kemarin. Nanti minta tolong si Adek aja.
6. Dokumentasi: Roni Omen Magetan. Rekomendasi teman di Magetan. Lihat hasil fotonya bagus kok. Harga juga cocok tapi tidak termasuk video. Untuk videografi, dicarikan sama Bapak, warga lingkungan situ juga sih katanya. Terserah deh, saya gak terlalu concern sama video yang penting fotonya bagus.
7. Seragam Keluarga dan Panitia: Sudah didistribusikan ke masing-masing penerima. Calon Ibu Mertua, calon Ipar, Ibu, Adik, Tante-tante, dan Ibu-ibu panitia dan penerima tamu.
8. Undangan: Percetakan Anas-Magetan. Ini temennya Bapak juga. Model dan desainnya udah fix. Karena jatah undangan cetak untuk saya dan Mas terbatas, maka rencananya akan minta tolong didesainkan template E-Invitation sama Ari, teman kantor saya. Pe-ernya memfixkan list undangan. (*~*)
9. Souvenir: Awal bulan Oktober rencana ke Martapura lagi untuk beli tambahan souvenir 100-200 pcs. Sekalian menukarkan beberapa bros ada yang patah. Pacakging tinggal ditambahi pita dan ucapan terima kasih.
10. Mahar dan Seserahan: Serahkan pada keluarga calon suami. Bocorannya mahar berupa set perhiasan dan uang tunai sebagai simbolis. Kalo printilan seserahan terserah aja deh mau dibelikan apa.
11. Akomodasi Tamu: Ini juga pe-er besar nih. Bakalan banyak tamu dari luar kota, keluarga, saudara, bahkan rekan-rekan kerja di kantor saya di Banjarmasin juga akan berbondong-bondong mendatangi pernikahan saya yang digelar di kota kecil perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah ini. Tamu-tamu jauh musti dijamu dengan baik dong yaa.. Persiapan untuk akomadasi, penginapan, dan bingkisan souvenir/oleh-oleh. Ouww..

Yang saya kasih warna berarti masih harus difollow up lagi. Mudah-mudahan semuanya lancar dan tidak ada hambatan berarti. Waktunya udah enggak lama lagi harus dimanfaatkan dengan baik. Buat calon manten jangan males-males buat persiapannya yaaa.. Juga buat update postingan baru yaa.. Banyaakk niih yang pengen diceritain tapi maless nulisnyaa.. :(( *toyordirisendiri*

-anna-

Thursday, September 13, 2012

Mantu Bubak


Karena saya adalah anak perempuan sulung dalam keluarga, otomatis Bapak-Ibu saya belum pernah punya gawe mantu sebelumnya. Jadi acara pernikahan saya dan Mas nanti adalah mantu bubak atau mantu pertama dalam keluarga. Prosesi adat pernikahan nanti akan menggunakan Jawa-Solo. Adat Jawa-Solo nya akan terlihat pada busana/beskap dan blangkon yang digunakan oleh pengantin pria dan orangtua . Sedangkan saya sebagai pengantin perempuan secara riasan tidak akan kelihatan karena konsepnya lebih ke tradisional-muslimah modern.

Bapak saya termasuk yang masih nguri-nguri budaya Jawa, atau istilahnya masih melestarikan. Beliau pintar berpidato dalam bahasa Jawa halus, bisa nembang campursari dan bowo macopat, sering menjadi mc acara mantenan, beberapa kali menjadi cucuk lampah, dan sering juga menjadi wakil keluarga penganten untuk acara serah-tinampi. Beberapa waktu lalu saya berdiskusi dengan beliau mengenai ritual acara adat apa saja yang akan dilakukan di acara pernikahan saya bulan November nanti. Pada prinsipnya, Bapak akan tetap menggunakan ritual-ritual dan unsur-unsur kejawen, tapi tidak berlebihan. Sekadar untuk menghormati dan melestarikan budaya. Tapi walaupun Bapak sendiri mengetahui ritual adat lengkap Jawa-Solo, tapi untuk saya nanti akan dipersingkat saja. Praktis, tidak ribet, hemat waktu, hemat biaya, namun tetap berbudaya. #buset :D

No siraman dan midodareni. No budget for that. Saya juga tidak minta diadakan dan Bapak sendiri juga tidak berniat mengadakan. Bapak sempat mengeluarkan lelucon, "ra usah siraman. adus dewe-dewe ae," (tidak usah siraman, mandi sendiri-sendiri saja). Walaupun mantu bubak tapi ritual bubak kawah tidak akan dilakukan. Cukup diumumkan saja oleh pembawa acara bahwa keluarga Bapak A ini melaksanakan mantu pertama dan itu dinamakan bubak harapannya begini begini..dst..dst.. :))

ilustrasi diambil dari internet

Upacara panggih/temu manten akan dilaksanakan dengan ritual lumayan lengkap. Mulai dari balangan suruh (saling melempar daun sirih), wiji dadi (injak telur dan membasuh kaki), kacar-kucur/tampa kaya (menuangkan beras dan biji-bijian sebagai simbol kemampuan untuk menafkahi), dulangan sega punar/dhahar klimah (saling menyuapi nasi kuning dan minum), mapag besan (orang tua menjemput besan), dan sungkeman. Ritual bubak kawah dan timbang/pangkon (bapak pengantin perempuan memangku kedua mempelai) tidak akan dilaksanakan dengan pertimbangan efisiensi waktu. Lagian lucu juga yaa kalau mbayangin ritual timbang dilakukan. Si Mas kan orangnya gedeee.. besaaarrr.. dan beraaaatt.. Kalau dipangku tidak akan seimbang dengan saya alias njomplang banget. Hahahaa.. Kasian juga kaan Bapak saya yang kebagian tugas mangku. :p

Baiklah.. untuk keterangan dan informasi yang lebih lengkap mengenai ritual pernikahan adat Jawa ini temen-temen bisa langsung nge-link ke jagadkejawen.com. Artikelnya cukup enak dibaca dan informatif. :D Saya sebagai anak dan calon pengantin manut-manut saja apa kata orang tua yang lebih mengerti. Tidak ada salahnya juga sebagai orang Jawa ikut menghormati dan melestarikan tradisi leluhur. Kalau untuk ritual lengkap memang ribet dan membutuhkan banyak biaya. Jadi kita juga sesuaikan dengan rangkaian acara dan kemampuan finansial siiih.. Yang penting esensi utamanya yaitu panggih/temu manten tidak ketinggalan, kalau ritual-ritual yang lain hanyalah pelengkap dan bisa dilaksanakan/tidak sesuai kondisi keluarga masing-masing. :)

-anna-

Wednesday, September 12, 2012

Perawatan Pra Nikah Yuk..


Hari Sabtu (8/9) kemarin akhirnya saya kesampaian juga nyobain treatment Body Spa lengkap di Ayrin Salon, depan pasar Kuripan, Banjarmasin. Sebelumnya pernah nyobain creambathnya dan enak banget. Beda karena selain mijetnya lama dan mantap, kulit kepala diolesi sama air jeruk nipis dan lidah buaya aseli. Jadi rasanya nyes-nyes nyes gituu.. Dan body spa dengan waktu treatment hampir 3 jam dengan harga 205rb ajah, puaass.. Pertama dipijet dulu seluruh tubuh, kemudian ber-steam, lanjut dilulur dan masker, dan terakhir mandi berendam di bathtub. Ruangannya bersih, bagus, dan tenang. Lulurnya juga wangii dan mbak terapisnya ramah. :))

Sama mbak-nya saya ditawarin paket pra wedding treatment, 5x perawatan bonus 1x dan mereka yang bikin jadwal. Tapi saya memutuskan buat datang biasa aja biar bisa gantian sama creambath/hair spa. Lagian jam buka salon tidak bersahabat dengan jam kerja. Bisanya paling weekend aja. Belum lagi jadwal body treatment beda dengan face treatment dan pijet refleksi. Hadooh banyak bangeet yaah.. *guayathok Saya memang suka nyalon. Tiap bulan pasti ada aja jadwal treatment. Bahkan kalo dihitung-hitung pengeluaran bulanan terbanyak ada di pijet, facial, luluran, creambath,.. Hehehee.. Jadi ke salon bukan karena mau nikah aja sih. tapi ini kan berhubung menjelang pernikahan, jadi program perawatan juga lebih intens biar kinclong, cantik, dan seger pas hari pernikahan nanti. #eaaaa

Di Banjarmasin sendiri cukup banyak ditemui salon kecantikan dan rumah perawatan khusus perempuan. Tahu sendiri kan kalau perempuan Banjar dikenal cantik-cantik dan putih-putih. Masak udah tiga tahun nongkrong di Banjarmasin enggak ketularan cantiknya perempuan Banjar, rugii doong aah.. :p Ritual perawatan tradisional khas Banjar dinamakan lulur dan timung. lulur tradisional Banjar terbuat dari beras yang ditumbuk dan dicampur berbagai bahan alami dan menimbulkan aroma wangi. Sedangkan timung sama aja dengan steam. Jadi setelah luluran dilakukan proses batimung yaitu diuapi dengan wangi-wangian. Lihat informasi lulur dan timung khas Banjar di sini. Kalau perawatan di salon udah sering tapi perawatan timung tradisional di rumah sama bibi-bibi urut belum pernah sih. Konon ceritanya kalau di rumah untuk proses timung/steamnya kita diselimuti tebal dan badan ditutup tikar dari bahan anyaman daun dan diuapi sehingga tubuh akan mengeluarkan keringat.



Baiklah jadi jika dirangkum perawatan pranikah pada umumnya terdiri dari:
  1. Perawatan tubuh, seperti pijat, lulur, masker, steam/sauna, mandi berendam, manicure-pedicure, waxing, ratus, dan totok.
  2. Perawatan wajah, seperti facial, totok, masker, peeling.
  3. Perawatan rambut, seperti creambath, hair spa.
Untuk perawatan tubuh, saya suka banget pijat dan luluran. Untuk pijat sebulan sekali saya suka pergi ke Nakamura Healing Center buat pijat refleksi seluruh tubuh. Pijetnya selama dua jam, enak karena habis pijet badan terasa longgar dan enteng. Dulu saya biasa manggil bibi-bibi buat pijet di kos, tapi kalau bibi-bibi gitu kadang habis dipijet badan malah njarem dan sakit semua. Untuk body treatment seminggu sekali sih luluran sendiri pake lulur mandi kayak Shinzui atau Martha Tilaar. Tapi enaknya kalau luluran di salon bisa lebih merata dan bersih terutama untuk bagian belakang tubuh seperti punggung. Udah nyoba di beberapa rumah perawatan di Banjarmasin tapi di Ayrin recommended banget. Enggak suka meni-pedi karena menurut saya percuma yaa kalo abis itu dipake lagi buat kucek-kucek cucian hehee.. Waxing juga belum pernah. hehee.. Ratus juga, pengen nyobain tapiii baca kisahnya Tiananda jadi agak mengurungkan niat. :D

Perawatan wajah udah hampir tiga tahunan rutin facial dan peeling ke LBC. Tapi udah segitu lama muka yaaa.. lumayan bersih dari jerawat dan enggak kusam tapi enggak kinclong-kinclong amaat sih dan enggak putiiihh juga hahaaa. Tapi mau ganti ke produk lain males udah cocok di situ. Terbukti problem jerawat hilang dan produknya aman bagi kulit wajah. Harga krim juga lumayan terjangkau walau harga perawatan lumayan siihh.. bisa bikin bokek kalo sering-sering. ;p Sementara untuk perawatan rambut paling creambath aja. Problemnya rontok siihh, karena berkerudung. Sebel juga tapi gimana caranya mengurangi kerontokan secara saya juga gak begitu telaten orangnya.

Busyeet banyak banget tulisannya. Padahal tumpukan kerjaan wooww.. *uppss heheee.. Baca juga artikel perawatan pranikah di wolipop.com berikut ini. Countdown tinggal berapa lama lagi? Woow.. 1 month 3 weeks and 6 days!! Mulai perawatan pranikah yuuk.. Bisa juga sambil perawatan sendiri di rumah. Kalau menurut saya siihh pre wedding treatment ituu penting enggak penting tapi termasuk penting lhoo.. Bisa bikin seneng dan cantik. Calon penganten mau doong tampil bersinar di atas pelaminan?? ;;))


-anna-

Thursday, September 6, 2012

Mau Nikah.....?? (Syarat dan Ketentuan Berlaku)


Kalau mau nikah.. tidak cukup ada calon penganten, penghulu, wali, saksi, ijab kabul, dan maskawin. Emangnya segampang ituu..? Emangnya gak mau dicatat di KUA setempat? Emangnya mau enggak dapat buku nikah? *lifteyebrows

Huihihii... Berikut ini adalah persyaratan dan ketentuan menikah menurut KUA Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, Propinsi Jawa Timur. Bapak saya yang akan menguruskan segala sesuatu di Magetan. Kami, saya dan mas, calon penganten, tinggal melengkapi persyaratannya saja. Jadi nanti saya gak perlu capek bolak-balik karena jauh kaan.. Kebetulan Bapak saya yang adalah Pak RW kenal baik juga dengan aparat setempat. hehehee.. Masalah surat-surat cin cai laah.. Makasih ya Bapak..
 
Sebelum pulang saya sempat bikin pas foto terbaru. Aduhai.. wajahku kenapa berbeda tampak dewasa bersahaja gitu yaa.. ;;) *udah tuwek gak mau ngaku* Si Mas juga udah foto. Backgroundnya kami janjian merah karena sama-sama lahir di tahun ganjil. Ini menurut info yang saya dapat dari Lira , tapi di kemudian hari setelah ditanyakan ke Pak Modin di kotaku, background foto enggak masalah. Yaa.. mungkin beda daerah beda printilan persyaratan kali yaa.. Bahkan di Banjarmasin, ada persyaratan yang namanya "foto gandeng". jadi calon pengantin disyaratkan foto bersama berdampingan. Nanti petugas KUA yang akan memotong foto tersebut untuk dipasang di buku nikah. :D

Karena beda kota domisili dengan Mas, untuk surat-surat persyaratan capeng pria bakal diurus dulu di kota Ngawi oleh calon Bapak mertua sebelum dibawa ke Magetan. OkeSip! :D

Fotokopi KK, iijazah , akte, ktp, foto .. sudah lengkap. Tinggal surat sehat dan surat suntik T1 T2. Sabtu malam tanggal 25 Agustus, sehari sebelum balik ke Banjarmasin, saya diantar orangtua ke rumah mbak Erfin, tetangga saya yang kerja di Puskesmas untuk minta tolong dibuatkan surat keterangan sehat karena udah gak sempat lagi datang ke Puskesmas pagi harinya dan esok pagi saya cuss ke Surabaya.

Menurut info dari sahabat-sahabat dekat saya yang udah nikah, seperti Ajeng dan Merry, mereka enggak pakai acara suntik T1 T2 karena lahir tahun 85 ke atas kata si Ajeng waktu kecil udah imunisasi lengkap jadi gak perlu suntik lagi. T1 T2 itu apasiiih? Nanti coba saya cari dan bagi infonya di blog yaa.. Yang penting suratnya duluu deeh, nanti kalau perlu suntik kata mbak Erfin bisa aja kalau pas saya pulang lagi. Alhamdulillah.. Baiklaah.. terimakasih untuk semua yang sudah membantu kelengkapan administrasi pernikahan. Terutama buat orang tua yang siaga siap sedia mengurus syarat dan ketentuan yang berlaku untuk pernikahan kami. :D

-anna-

Tuesday, September 4, 2012

Kebaya Akad Nikah, Haruskah Warna Putih?


Kebaya akad nikah apakah harus berwarna putih? Hal kecil inilah yang sekarang menyentil dan nangkring di pikiran. Ceritanya waktu di rumah saya iseng-iseng nyobain kebaya wisuda adik (yang ajaibnya ternyata muat!Aiihh aku melangsing!) yang gak pernah dipakai lagi setelah wisudanya 1,5 tahun yang lalu. Kebayanya model sederhana dengan kerah tinggi dan kancing depan, warna baby pink yang soft dan cantik. Saya pun pamerin di depan orang tua sambil nyeletuk, "Bagus kali yaaa.. kalo dipake buat akad nikah."

"iyaa.. bagus-baguss..," komentar Bapak. "Biar warna baju ijaban gak putih terus."

*Mematut-patut di depan cermin* *kemudian bimbang*

Rencana awal busana akad nikah adalah saya memakai kebaya putih sederhana dengan tidak banyak ornamen dan Mas memakai setelan jas. Karena tidak menganggarkan biaya khusus untuk jahit kebaya sendiri -dan dengan pertimbangan kalau bikin kebaya sendiri habis akad nikah bisa dipakai kapan lagi?-saya memutuskan untuk menyewa kebaya punya Ibu perias saja. Waktu ke rumah Ibu Mursito saya juga sudah memilih kebaya untuk akad nikah. Warnanya putih dengan aksen abu-abu, taburan payet yang gak terlalu rame, panjangnya cukup selutut dan tidak berekor. Intinya saya mau kebaya akad nikah yang cukup simple namun tetap berkesan bling bling dengan sedikit aksen payet. Dan karena saya tidak terlalu pe-de memakai jilbab/kerudung putih, nanti saya minta ke Ibu Mursito untuk menambahi aksen abu-abu atau biru atau gold untuk hias kerudungnya.

Sudah mantap kan planningnya. Sampai kejadian nyobain kebaya soft pink Adik terjadi. Hehehee.. Jadi mikir iya yaa kebanyakan akad nikah pake kebaya/gaun/baju warna putih. Jarang yaa yang pakai kebaya warna-warni. Seperti gambar-gambar yang saya dapat lewat hasil googling di internet berikut ini: (mohon maaf kalau tidak mencantumkan sumber asli gambar. lupaa.. XD )


Jadi kalau akad nikah enggak pake kebaya warna putih itu (atau turunannya such as putih tulang, abu-abu) kayaknya masih jarang dan suasananya kok jadi kayak bukan akad nikah yaa.. huehee.. bukan kurang sakral tapii jadi kurang klasik dan kurang terasa aja ya suasananya. Kebaya warna putih masih tetap jadi pilihan utama walaupun tak ada salahnya juga jika ingin beda tampil dengan kebaya yang lebih berwarna.

Jadi gimana nih, setelah pikir-pikir mungkiiiinn... akan tetap pake kebaya putih yaa.. walaupun kebaya soft pink masih terbayang-bayangdi pelupuk mata. :P habisnya saya juga bukan tipe yang berani main warna dan breakthrough. Mainstream aja deh..
Kalau menurut teman-teman gimana? Pakai kebaya/gaun akad nikah selain warna putih itu.....

-anna-