From This Moment On

Daisypath Anniversary tickers

Sunday, December 28, 2008

High Style



Satu lagi acara gak penting yang bikin bête, prihatin, dan sakit leher gara-gara terlalu sering bikin geleng-geleng kepala adalah acara di salah satu tivi lokal. Acara itu program bikinan orang Jakarta, yang mungkin selain ditayangkan tivi lokal Surabaya itu juga ditayangkan oleh tivi kabel atau tivi lokal di daerah lainnya. Nama acaranya My Style (liat di SBO TV), hostnya Terry Putri.


Di acara itu, mbak Terry mengunjungi dan menyampaikan profil para perempuan, sukses, kaya, cantik, berkelas, dan bergaya. Sebenernya gak papa sih,kalau misalnya yang disorot seputar kisah sukses karier dan pekerjaan atau prestasi mereka, misalnya, tapi yang bikin bête adalah acara gak penting itu justru menyoroti gaya hidup dan pamer pergaulan kelas atas those ladies.


Dengan sikap elite penuh tata krama dan dandanan cantik, serta senyum elegan yang menghiasi wajah, mereka bertutur mengenai gaya hidup modern. Baju-baju yang kayak gimana yang jadi favorit mereka, dari butik mana dan merek apa. Gucci, Prada, Guess, Armani, atau Mango, atau pesen di Ivan Gunawan dan Kanaya Tabitha? Di mana biasa belanja? Debenhams? Marks&Spencer? Sogo? Zara?


“Kalo untuk sepatu atau tas gimana mbak Anu?” Mbak Terry bertanya. Si narasumber menjawab, “ehm.. Nine West, Manolo.. Kalau tas ya Channel, atau YSL, Mango, Gucci, Miu-Miu, Prada (yang sebuah harganya nggak kurang dari 25 jutaan loh) Sekarang sih gampang, kalau tas bosen bisa dilego, terus cari model yang baru lagi (oh, nikmatnya dunia…) Sedangkan untuk aksesoris saya biasanya kalung-kalung, batu-batu, diamond, gold..” lanjut si mbak Anu, narasumber episode itu. “Perawatan tubuh gimana mbak Anu? Kan penting banget itu ya? Jadwal ke salon gimana? Kalo untuk olahraga apa dong?” Mbak Terry terus mencecar pertanyaan.

“Oh, iya dong, penting banget tuh. Saya ke salon tiap minggu, ya buat facial, creambath, manicure pedicure, spa… Kalo olahraga ya kita fitness, pake personal trainer, terus kadang-kadang juga golf.” Mereka kemudian ditanya lagi tentang pergaulan. “Suka hangout di mana mbak? Sama siapa aja?? Kalo untuk makanan gimana? Membatasi nggak untuk program diet??” Pertanyaan berikutnya diluncurkan.


Mbak Anu sambil tersenyum menjawab. “Oh iya, saya punya sahabat-sahabat yang kita tuh sering banget kumpul-kumpul bareng, hangout sambil arisan, sambil menawarkan bisnis, dan sambil bergosip tentunya.. Biasanya kita suka ngumpul di restoran A di hotel Z, habisnya makanannya enak banget, bikin lupa sama diet!! Atau kalo nggak ya di café C di kawasan D, suasananya cozy abis.. Kita juga sering jalan bareng, belanja ke Malaysia atau Singapore, atau juga rekreasi ke Aussie. Kadang kita juga hangout ke club, party bareng, buat ngilangin stress aja dan biar awet muda gitu looh…” Dan tawa indah nan sopan berderai di antara mereka berdua.


Ohh… what an unreachable life style… Dan leher saya makin lama makin sakit aja nih..


cheers,

-anna-

Monday, December 22, 2008

Happy Mother's Day..

Who should I give my love to?
My respect and my honor to
Who should I pay good mind to?
After Allah
And Rasulullah


Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father


Cause who used to hold you
And clean you and clothes you
Who used to feed you?
And always be with you
When you were sick
Stay up all night
Holding you tight
That's right no other
Your mother (My mother)


Who should I take good care of?
Giving all my love
Who should I think most of?
After Allah
And Rasulullah


Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father


Cause who used to hear you
Before you could talk
Who used to hold you?
Before you could walk
And when you fell who picked you up
Clean your cut
No one but your mother
My mother


Who should I stay rigt close to?
Listen most to
Never say no to
After Allah
And Rasulullah


Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father


Cause who used to hug you
And buy you new clothes
Comb your hair
And blow your nose
And when you cry
Who wiped your tears?
Knows your fears
Who really cares?
My mother


Say Alhamdulillah
Thank you Allah
Thank you Allah
For my mother...

(Yusuf Islam - My Mother)

Wednesday, December 17, 2008

5 cm

“Betul, begitu juga dengan mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, taruh di sini.” Ian membawa jari telunjuknya menggantung mengambang di depan keningnya…

“Kamu taruh di sini.. jangan menempel di kening.

Biarkan…

dia…

menggantung…

mengambang…

5 centimeter…

di depan kening kamu…”

“Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri…”

“…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan…, sehabis itu yang kamu perlu… cuma…”

“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”

“Lapisan tekad yang yang seribu kali lebih keras dari baja…”

“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…”

“Serta mulut yang akan selalu berdoa…”

“Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seseorang yang akan selalu percaya akan keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapa pun… Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus memercayainya.”

“Percaya pada… lima centimeter di depan kening kamu.”

(5 cm; Donny Dhirgantoro, 2008: 362-363, Grasindo)

Banjir!! Banjir!!


Semingguan ini, Surabaya diguyur hujan setiap hari. Tampaknya memang sudah benar-benar masuk musim penghujan. Menurut berita yang saya baca di koran, musim hujan di Surabaya diawali di bulan Desember dan diperkirakan akan berakhir sekitar bulan Maret/April. Musim hujan tahun ini mundur dari perkiraan awal yaitu sekitar bulan September/Oktober. Namun yang perlu diwaspadai adalah curah hujan yang tinggi. Dengan rentang waktu yang relatif lebih pendek, curah hujan tetap sama dengan tahun kemarin. Jadinya bakalan sering turun hujan lebat dan intensitas curah hujan yang tinggi. Benar saja, di hari Senin (15/12), hujan lebat disertai angin kencang menumbangkan sebuah tiang billboard di depan hotel JW Marriot dan memakan korban. Seorang tewas dan tiga orang luka berat. Beberapa hari terakhir, hujan bikin banjir di jalan-jalan protokol di Surabaya.


Sabtu (13/12), saya mengantar Anik, teman SMA, ke Diklat BRI di Jemur Andayani untuk psikotes outsourcing BRI. Jam satu siang, Anik sms untuk minta dijemput karena tesnya sudah selesai. Ketika saya berangkat, langit mendung. Ketika kami mau balik ke kos, di daerah Ngagel, hujan mulai turun. Unfortunately, saya lupa bawa raincoat. Alhasil, karena hujan semakin deras, saya menepikan motor dan berteduh di pelataran sebuah gudang di depan hotel Malibu, sebelum perempatan lampu merah. Beberapa orang melakukan hal yang sama. Tapi hujan tak kunjung reda, bahkan semakin lama semakin deras. Deras banget!! Air seperti ditumpahkan dari langit. Mendung tebal dan suara geludung menambah dramatis suasana hujan siang itu. Setelah satu jam menunggu hujan lebat mereda, saya dan Anik memutuskan melanjutkan perjalanan.


Kemacetan mulai melanda. Di Raya Gubeng, mobil-mobil berjalan pelan. Saya belok ke kiri dan terkejut melihat Viaduk Gubeng tergenang air setinggi hampir 30 cm. Waduhh, banjir nih, gimana kalo mesinnya mati? Pikir saya. Dan benar, di bawah jembatan yang kini seperti sungai, motor saya tiba-tiba mogok. Saya didorong minggir dan memeriksa motor. Beberapa bapak baik hati dengan sukarela membantu untuk mengeringkan busi motor saya yang kemasukan air. Saya Cuma bengong dibilangin kalo businya basah, bla bla bla. Like I know?

Keputusan saya untuk belok ke gang dan keluar di Gubair I membuat saya harus menuntun motor menyebrangi jalan Dharwangsa untuk putar balik. Airnya mencapai lutut. Kemacetan tak terelakkan. Jalan Dharmawangsa berubah seperti kali. Riuh oleh bunyi klakson dan jeritan anak-anak bermain air. Melihat jalan Srikana banjirnya cukup tinggi, saya urung belok dan memutuskan lewat gang yang lebih tinggi dan kering, Celaka, ternyata portal banyak yang ditutup. Mau balik kucing kok ya jauh, apalagi saya menuntun motor, berjalan terseok-seok melewati sungai Dharmawangsa. Capek juga, akhirnya saya dan Anik memutuskan minggir seperti puluhan pengendara motor lain. Menikmati suasana terjebak banjir, melihat keramaian dan kesibukan di jalan. Puluhan motor mogok, bahkan beberapa mobil juga terlihat ngadat sehingga perlu didorong rame-rame.


Hari semakin sore, kami berjalan lagi dua meter untuk mencari gang yang portalnya buka. Setelah minggir, dan dengan bantuan seorang mas-mas yang berbaik hati mengeringkan busi motor saya, akhirnya kami bisa pulang. Sampai di kos, begitu buka kamar, waaaa.. airnya masuk kamar!! Kaca jendela lupa saya tutup, akibatnya air masuk dan menggenangi kamar. Haduhh,, udah capek-capek, masih harus ngepel dulu!! Saya memandang Anik dengan putus asa, Udah, pulang besok pagi aja Nik, kata saya. Anik hanya mengedikkan bahu dan menghela nafas maklum, lalu membantu saya mengeringkan lantai.


cheers,
-anna-

(sumber gambar: detik.com)

Stressful

.....









.....

Thursday, December 11, 2008

Hedon



Saya, sebel banget, banget! Sama acara iklan di tivi yang nawarin property. Iklan yang dikemas dalam acara features berdurasi 30 menit yang nawarin hunian (rumah/apartment) di beberapa lokasi di Jakarta. Betapa nggak, di situ tuh ditunjukin banget yang namanya kemewahan. Gaya hidup high class. Hedonisme. Pamer. Padahal kalo dilihat, rakyat Indonesia itu lebih banyak orang miskinnya daripada orang kayanya.

Di situ, seorang ibu-ibu yang elegan dan cantik bergaya dengan senyum lebar mempromosikan hunian kelas atas yang nyaman, mewah, berlokasi strategis, berfasilitas lengkap, dan murah!! (katanya). “Penawaran terbatas,” kata si ibu. “Anda nggak akan menemukan kemewahan dan kenyamanan seperti ini di tempat yang lain. Dengan harga “cuma” sekian ratus juta, anda akan dapat segera menempati hunian berfasilitas lengkap mulai dari fitness center, kolam renang, butik, dan café. Dekat dengan fasilitas-fasilitas publik, rumah sakit, sekolah, shopping mall, hipermaket, perkantoran, bandara, kawasan wisata. Memiliki view indah yang tidak akan ada di tempat lain. DP sekian ratus juta, bunga nol persen dan cicilan selama 12 kali. Penawaran yang menarik bukan?”

“Jangan dilewatkan!” ibu-ibu pembawa acaranya yang juga tampil cantik dan bergaya menambahi. “Segera hubungi nomer-nomer berikut ini. Promo ini berlaku sampai akhir bulan ini saja ya pemirsa,” pungkas sang pembawa acara.

Katanya sebel, tapi kok sampe apal gimana acara iklan itu sih? Hehehe.. Yah.. memang menyedihkan. Di tengah kondisi perekonomian yang sedang lesu, di tengah kesulitan rakyat kecil akibat harga-harga kebutuhan pokok yang naik dan di antara jerit para petani yang mengalami kelangkaan pupuk, penting gak sih iklan-iklan kayak gitu???

Bahkan pada iklan yang saya lihat sekilas kemarin, ada apartment super mewah dengan detail dan desain interior yang kualitas wahid, ditawarkan dengan harga 950.000.000 rupiah atau 1.000.000.000 (satu milyar) kurang 50 juta. Ckckcckck… Waoww..!! Aniway, kenapa para orang kaya itu membangun sesuatu yang manfaatnya hanya dirasakan segolongan keciilll orang saja? Kenapa tidak dengan, misalnya, membangun rumah susun modern atau hunian murah yang bisa membantu pemerintah menangani permasalahan perumahan rakyat, dan tentunya akan sangat bermanfaat bagi rakyat kebanyakan??? (banyak tanda tanya).

cheers,

-anna-

Si Kakek


Suatu siang, saya mengantar Rochma ke halte bus di Panglima Sudirman. Siang itu suasana mendung. Begitu saya menurunkan Rohma, di samping saya lewat seorang kakek tua kurus yang memakai kaos salah satu partai politik. Si Mbah menghentikan sepedanya dan dengan suara lirih berkata, “nyuwun sakwelase nak..”

Saya menoleh ke si mbah. Kadangkala, saya nggak suka melihat orang minta-minta di sembarang tempat. Kebetulan, siang itu suasana hati juga sedikit bête. Namun kebetean saya berganti rasa trenyuh melihat wajah si Mbah yang sudah amat tua. Topi pet yang dipakainya tampak lusuh. Si Mbah sambil memegang erat setang sepeda tuanya memandang kami dengan tatapan yang bikin saya cepat-cepat memalingkan muka. Nggak tega. Saya pun buka dompet dan mengulurkan uang 1000 rupiah. Rochma melakukan hal yang sama. Disertakannya pula sebungkus roti goreng yang baru didapatnya dari Vinda. Si Kakek menerimanya sambil mengucapkan terima kasih. Dengan sedikit kerepotan dimasukkannya roti ke saku celananya, perlahan menaiki sepedanya dan mengucapkan salam perpisahan, “Monggo nak..”

Kami mengangguk, “Ngatos-atos mbah..” pesan saya lirih.

“Nggih.” Jawab si Mbah sambil mengayuh sepedanya pelan. Saya pamit ke Rohma, menyetir motor perlahan di belakang sepeda si Kakek, mengamati punggungnya yang letih, dan perlahan mucul rasa sesal di dalam diri saya, kenapa saya tadi cuma ngasih seribu? Padahal saya bisa kasih 2000, 3000, atau lebih dikit, kan saya ada uang. Saya tercenung dan menggigit bibir pelan. Hati saya getir.

Movie Review: 007; Quantum of Solace



Nonton film terbaru James Bond, Quantum of Solace, di 21 Delta Kamis malam tanggal 20 November bareng temen-teman kuliah. Walaupun shownya jam 21.30, tapi kursi di dalam studio terlihat penuh. Untungnya, seminggu sebelumnya saya barusan nonton film Bond sebelumnya, Casino Royale, debut Daniel Craig as James Bond. Kalo nggak nonton yang itu, dijamin nggak bakalan mudeng dehh, karena film ini merupakan lanjutan, bener-bener sambungan dari Casino Royale. Adegan pertamanya adalah James Bond membawa musuhnya, Mr White untuk diinterogasi. Adegan itu merupakan kelanjutan dari adegan terakhir di Casino, di mana Bond melumpuhkan si Mr. White. Jadi, di sepanjang film ini nama-nama lakon lainnya seperti Vesper, Le Chiffree, Mr. White, dan Mathis, masih disebut-sebut. Beberapa tokohnya bahkan masih ikutan muncul dan punya peran penting juga. So you better watch the first movie before you watching this Quantum of Solace.

Di Quantum, Bond’s girlnya, Camille (Olga Kyrilenko), nggak cantik-cantik banget. Mukanya malahan mirip orang Indonesia, abis kulitnya coklat gitu deeh. Bahasa Inggrisnya juga nggak begitu lancar. Si cewek ini mempunyai tujuan membalaskan dendam keluarganya pada jendral Medrano lewat musuh utama film ini, Dominic Green. Maka dalam mewujudkan tujuannya itu, akhirnya dia bekerjasama dengan James Bond. Ada satu lagi ceweknya, namanya Miss Fields, seorang pegawai dari kedutaan Inggris di Bolivia yang ditugaskan membantu dan mengawasi James Bond yang waktu itu lagi dicekal sama bossnya. Orangnya cantik, tinggi, putih, khas model2 catwalk, dan mirip mannequin (bukan manusia dong, hehe). Kali ini, di dalam misi menuntaskan tugasnya dan memburu musuh utamanya, Bond menyelipkan kepentingan pribadi untuk mencari siapa sebenarnya pihak yang bertanggung jawab dalam peristiwa Casino yang menewaskan Vesper (Eva Green), cinta pertamanya.



Overall, filmnya lumayan keren. Dibanding Casino yang menurut saya ceritanya lebih “drama”, Quantum menampilkan lebih banyak adegan laga, dan juga musuh yang juga lebih canggih. Siapa sangka asisten pribadi dari M (Judy Dench), pemimpin agen rahasia Inggris, ternyata berkhianat dan menjadi mata-mata musuh. Teknologi yang ditampilkan masih tetap canggih banget, dan yang canggih juga, setting film yang berganti-ganti, mulai dari Amerika Latin, sampai negara-negara di Eropa seperti Inggris, Italia, dan Rusia. At least walaupun saya bukan penggemar James Bond, saya menikmati aksinya. Apalagi Daniel Craig udah cocok banget jadi James Bond. Cukup sayang untuk melewatkan film ini.

cheers,
-anna-

Wednesday, December 10, 2008

Telkomsel Seminar Entrepreneurship 2008

Hari Kamis (27/11), saya dan teman sekelas saya, Lia, pagi-pagi meluncur menuju Graha ITS. Oww, ada apa di sana? Pagi itu ada acara Telkomsel Seminar Entrepreneurship 2008. Saya melihat pengumuman akan adanya acara itu sekitar dua minggu sebelumnya, di papan pengumuman depan akademik. Karena ada teman yang bisa diajak barengan, maka saya pun registrasi via SMS. Tertarik karena seminarnya menghadirkan Farhan dan beberapa pembicara, bintang tamunya ADA Band, dan ada embel-embel kaos dan lunchbox gratis (hehee). Lagian jarang-jarang juga provider yang saya pake itu ngadain acara gratisan buat mahasiswa, kasih free konten pula..!!


Bener aja, selesai registrasi di meja panitia, kami dapat free T-shirt yang kualitasnya lumayan ok, plus kupon makan siang dan softdrink gratis, dan juga sertifikat. Saya dan Lia duduk, kemudian Jefrry nyusul gabung. Acara dibuka sama wawali kota Surabaya, Arif Affandi, kemudian dianjutkan dengan motivasi dari motivator dunia kerja, Adhi Arisman. Cuman, karena ada jadwal maju presentasi di kuliah SPM, maka jam 9.30, saya dan Lia cabut, balik ke kampus dulu. Selesai kuliah, kami berdua balik lagi ke ITS, dengan tujuan mengejar jatah makan siang, hahaha..


Begitu sampe di ITS, Farhan sudah mulai tampil sebagai pembicara kedua. Tapi kami makan siang dulu di luar, habis laper sih, hehehee.. Kemudian kami masuk dan mendapati kursi kosong tinggal beberapa di belakang. Om Farhan tampil dengan gaya dan omongan yang kocak dan nggak bosenin, menceritakan tentang pengalamannya menjadi entrepreneur (deuh, susah banget sih nulis kata ini!!) alias wirausahawan. Om Farhan ini ternyata punya banyak bisnis, mulai dari supplier sayuran buat restoran fastfood, persewaan alat-alat pesta, sampai klinik gigi. Dan katanya, butuh waktu sampai 10 tahun untuk membuat bisnisnya sukses. Pesennya sih, ehm, ya kalau mau jadi wirausaha ya harus banyak berusaha, kerja keras. Bisnis itu butuh waktu yang nggak singkat untuk bisa sukses, jadi kuncinya musti harus sabar, dan selain itu pintar cari peluang. Satu quote dari Om Farhan yang keren banget: If you start something, you have to finish it!!


Pembicara terakhir yang tampil adalah Hendy Setiono, bos Kebab Turki Baba Rafi. Saya udah tau kisah sukses bapak ini, yang walaupun masih muda, tapi berhasil sukses dengan bisnis makanan. Jaringan franchise bisnisnya bahkan sudah ada di beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Pernah kuliah di ITS, tapi drop out, kini di usia yang belum mencapai 30 tahun, udah jadi milyader. Hendy tampil mempresentasikan kisah sukses bisnis kulinernya, memberikan jurus-jurus rahasia dan kunci kesuksesan bisnisnya. Hmm, sedikit membosankan, jadi ngantuk, abisnya diceritain aja, n suaranya kalo dari belakang terdengarnya sedikit sayup-sayup.. heheheee. Peserta yang lain pun tampaknya juga mengalami kebosanan seperti yang saya rasakan. Beberapa orang bangkit dari duduknya dan berjalan keluar, mencari angin dan hawa segar, kayaknya, secara di luar mendung sangat tebal dan gerimis mulai turun.


Selesai Pak Hendy, kita yang udah nggak sabar nunggu2 penampilan ADA Band (sebenarnya ini tujuan utamanya, hohoho) masih diselingi guyonan kocak dan jayus dari MC dan penampilan pemenang lomba akustik band. Dan finally akhirnya, yang dinanti-nantikan.. Tepat pukul empat sore, ADA Band on stage!! Donny sang vokalis tersenyum lebar menyapa penonton, dan peserta mulai merengsek maju mendekati panggung. Saya ajak Lia untuk ikutan maju, biar bisa jelas ngeliat wajahnya mas Donny yang cakep ituh, :P Seru! Seru banget!! Walaupun saya nggak begitu apal lagu-lagunya ADA Band, tapi tetep ikutan koor di waktu reffrainnya main, sambil angguk-angguk dan bertepuk tangan, dan sesekali meneriakkan namanya Donny, hahahaa.. Di belakang kami, beberapa penonton naik ke kursi, dan yang lucu, ada satu cewek yang hebooohhh bangets. Teriakannya kenceng banget, very hysterical.. “Donny!!! Donny!! Ya ampun manis banget..!!! Aaaaaaa….!!!” Saya dan Lia hanya bisa saling berpandangan dan nyengir saat si mbak itu kembali mengagetkan kami dengan teriakan TOA nya. Puas deh, karena ADA Band tampil cukup atraktif selama hampir satu jam. Setelah ambil sertifikat, kami pun akhirnya pulang, menembus hujan gerimis.


cheers,
-anna-


Monday, December 1, 2008

Menyemangati Diri Sendiri

Spirit is like a yo-yo, isn’t it? It’s turn up, turn down, turn up, turn down…

So, how to keep our spirit always on?

Susah juga, ternyata. Apalagi jika berhubungan dengan pengerjaan skripsi. Dulunya, saya kadang heran, melihat teman-teman saya, napa sih, kok tinggal skripsi aja, sampe lamaa, gak selesai-selesai. Kini, saya ngerasain sendiri, gimana susahnya menyelesaikan skripsi. Susahnya bukan pada bahan, tema, atau dosen. Tapi, tantangan terbesar adalah melawan rasa malas. Fight against ourselves!!

Sudah sebulan ini, saya menyia-nyiakan waktu luang saya yang seharusnya menurut skedul yang saya reka-reka dalam pikiran saya (hehe), bisa saya manfaatkan untuk menyelesaikan skripsi saya. Awalnya segalanya terlihat lancar. Proposal saya di-ACC sama dosen pembimbing saya, bu Murdiati yang begitu baik hati. One step more, everything’s done. Tapi, begitu masuk ke pembahasan, saya mulai menemukan kesulitan dengan data-data yang akan saya olah. Loh, kok gini ya? Aduh.. gimana niih???

Aniway, akhirnya, satu bulan ini, waktu saya habis buat merenung, dan memikirkan, gimana nih, skripsiku?? Apa musti ganti judul? Atau ganti point of view?? Gimana ya? Kok gini siih?? Ituu.. aja yang saya lakukan. Kebingungan, dan mikir terus. Padahal, skripsi saya gak akan selesai kalau saya cuma bengong dan mengerutkan kening tanda tak mampu. (???). Sebenernya, saya tau kalo I must doing something. Nggak diem aja, tapi kudu ngerjain..!!

Tapi, ya begitulah, susahnya mengumpulkan semangat dan menahannya supaya tetap ada, dan stabil. Begitu saya menyalakan notebook, yang ada malah maen game, atau liat-liat foto. Alhasil, Burger Island saya udah tamat, tapi bab 4 tetep aja halamannya nggak nambah-nambah. Ditambah lagi, ke-plegmatis-an saya bikin saya punya kebiasaan buruk ketika stress. When stress coming, I just wanna run, run, and run away from my problems. Saat stress melanda, saya pinginnya tuh tidur aja, melupakan, dan menghindari masalah, dan bukannya menghadapi dan menyelesaikannya.

Kata Farhan di seminar enterpreneurship Telkomsel yang saya ikuti minggu kemarin,” If you start something, you have to finish it!!” For real, Selama ini, saya nggak ngelakuin apa-apa selain termenung dan termangu-mangu di depan laptop, bertanya-tanya, dan berkeluh kesah tentang pencarian semangat dan motivasi dalam misi meraih gelar sarjana ini. Apakah doa dan dukungan dari keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat lainnya masih kurang?? Bapak saya sampai protes ketika saya mengeluh lagi, “Jangan lagi ngomong minta didoakan, wong tuwo (orang tua) itu nggak usah nggawe disuruh-suruh wes pasti doanya gak kurang-kurang dipanjatkan ke Gusti Allah buat kowe.. .!!”

So, finish it!!! Ingatlah, ingatlah mimpi dan kesuksesan yang akan diraih di masa depan. Bayangkanlah, senyum bangga dan bahagia orang tua dan keluarga, ucapan selamat dari para sahabat, dan tataplah jalan panjang terbentang di hadapan yang masih harus dilewati. Tinggal selangkah lagi, tinggal sedikit lagi, selesai! Jangan sampai mengecewakan,jangan sampai jatuh, dan jangan sampai gagal. Coba pikir, siapa yang mau bayarin spp 2,5 juta rupiah semester depan??

I believe, I can!!

SEMANGAAATTTTT!!!!!! GANBATTE!!!!!!! FIGHT!!!!!!!!

cheers,

-anna-