From This Moment On

Daisypath Anniversary tickers

Monday, March 30, 2009

Movie Review – Kambing Jantan: The Movie (Sebuah Catatan Pelajar Bodoh)


Kamis, 5 Maret 2009. Siang itu Puput mengirimkan sms ke saya yang berisi ajakan untuk menonton Kambing Jantan: The Movie. Hari itu adalah pemutaran perdananya, serentak di bioskop-bioskop di Indonesia. Awalnya bimbang dan agak males nonton, secara seharian saya agak sibuk -cuman agak lupa apa aja yang kukerjakan pada hari itu, hehee- Namun, akhirnya saya nonton juga di Delta bareng Puput, Ariyani, dan Wulan. Shownya dimulai pukul 19.30. Suasana Delta 21 cukup ramai dengan banyaknya pelajar dan mahasiswa yang nonton. Ya, nggak heran, Raditya Dika emang udah punya penggemar fanatik, so, pastinya film ini sudah ditunggu-tunggu sama fansnya, termasuk saya kali yaa.. 

Film ini diangkat dari novel laris Kambing Jantan tulisan Raditya Dika, yang berisi pengalaman-pengalaman aneh, lucu, dan ajaib Radit. Film ini disutradarai oleh Rudy Soedjarwo. Castnya Raditya Dika sendiri as Himself, Herfiza as Kebo, dan Edric Tjandra as Hariyanto. Film ini (kenapa tiga kalimat di paragraf kedua ini selalu diawali dengan kata-kata Film ini?) bercerita tentang kehidupan Radit, seorang pelajar SMA biasa yang punya cinta, keluarga aneh, dan pengalaman-pengalaman seru bin ajaib kuliah di Australia. Aniway, saya punya ekspektasi lebih sama film ini. Dalam bayangan saya, Kambing Jantan: The Movie bakalan heboh, lucu abiz, dan full komedi. Namun…

Kenyataan tak seindah yang diharapkan. Dalam film, Radit digambarkan sebagai pelajar SMA yang rada-rada serius dan sedikit bodoh. Walaupun mengandung konten komedi yang bikin ngakak, tapi porsi dramanya juga gak sedikit. Agak jayus juga sih. Filmnya jadi lebih fokus pada hubungan cinta Radit sama Kebo, susahnya menjaga hubungan yang LDR, sampai datangnya godaan dari pihak ketiga. Bagian serunya adalah pada saat Radit mulai kuliah di Australia, dan berteman dengan Hariyanto, orang keturunan asal Kediri yang lugu abiz dan medok poll. Scene favorit saya adalah waktu Radit puyeng gara-gara di Aussie semua orang ngomong pake bahasa Inggris, dan akhirnya suara dosennya didubbing bahasa Indonesia, nggak banget deeh, trus juga waktu Radit diajak kerja sambilan Hariyanto untuk cari tambahan duit biar bisa buat beli kartu telepon. Masak side jobnya mandiin mayat, hiii… tapi konyol abis, waktu Hariyanto dengan santainya bilang, “Udah, tenang aja, anggap aja manekin”, sambil ngemek-ngemek tubuh mayat, trus dia pingsan waktu ngeliat mayat yang mau dibersihkannya berlumuran darah dan jahitan. Dan juga waktu Hariyanto secara nggak sadar ngikut Radit naik taksi ke bandara sambil bawa wadah buat minta beras, heheee..

Kondisi tubuh yang nggak fresh saat itu bikin saya agak mengantuk saat mulai nonton. Sebenarnya saya mengharapkan filmnya bakalan lucu banget so bisa bikin ngantuk saya ilang. Tapi yang terjadi sodara-sodara, durasi film yang panjang (hampir 2 jam loh!), dan fokus cerita ke hubungan Radit-Kebo yang penuh masalah bikin saya jadi males. Alhasil, mata juga gak bisa diajak kompromi. Ngantuk banget, sumpah!! Apalagi waktu adegan telpon-telponan di akhir-akhir film, bubuk deh gw!! Biznya ngebetein banget! Si Kebo itu!!

Yea, well, seperti biasa, itulah yang terjadi kalo saya nonton film adaptasi novel, yang novelnya sudah saya baca duluan. Kebanyakan mengecewakan.. Tapi yah, kita harus appreciate yah, buku emang gak bisa disamakan dengan film. So pasti lah, film beda sama novelnya. Overall, film ini cukup menghibur laah. Sayangnya, kok nggak bertahan lama ya di bioskop Surabaya? Belum ada tiga minggu uda abis tuh shownya. Genre film ini emang segmented sih, remaja, dan penggemar Raditya Dika. Di luar itu, orang-orang males buat nonton. Tapi emang ya, genrenya orang Indonesia (baca: Surabaya) masih belum beralih dari horor dan komedi mesum. Liat aja, Kuntilanak Kamar Mayat masih lebih eksis tuh daripada Kambing Jantan, hehehee..



Okay, sekian review dari saya. Dan karena sekarang ini Raditya Dika uda jadi artis (bintang pilem), so, saya mau pamer aahh foto mesra saya bareng Radit.. hahaahaa.. *pernah foto berdua lohh sama raditya Dika ^^v*


Cheers,
-anna-

2 comments:

issye margaretha kamal said...

huaaa . dika emang ngocol banget ! novelnya sukses berat . yaa , filmnya ga kalah2 banget lah hhe .

Anonymous said...

well, bagi gue film radit tetep lucu koq..


-salam dangdut-
http://rambutkusut.wordpress.com