From This Moment On

Daisypath Anniversary tickers

Monday, November 30, 2009

Kurang Hiburan??

Menyiasati sepinya suasana libur lebaran Haji di pulau rantau, pukul sepuluh pagi saya bersiap melaju menuju kota. Pingin jalan-jalan sendiri saja, seharian sampai sore. Sekitar pukul 10.30 wita, saya sampai ke Duta Mall, Banjarmasin. Cuaca siang itu panas menyengat. Tak sabar rasanya segera ngadem sambil sight seeing di dalam. Selesai memarkir motor, dengan sedikit heran saya memandang orang-orang lalu lalang di sekitar saya.. Oo..oo.. ternyata mallnya belum buka sodara-sodara!!

Mati gaya deeh hampir setengah jam nunggu pintu Duta Mall dibuka. Yaa.. secara saya perginya sorangan wae..hueheehee.. :P

Begitu pintu dibuka, wusss… para abege-abege buru-buru berlari memasuki area mall. Saya mengikuti arus pengunjung –yang memang sudah banyak- , menaiki escalator, menuju lantai dua, dan seterusnya ke lantai tiga, melangkahkan kaki menuju Studio 21. Saat ini lagi rame diputar (masih) 2012, dan yang terbaru ada New Moon. Di depan Studio 21, saya terkaget-kaget menjumpai antrean calon penonton sudah panjaaaanggg… Dibatasi oleh tali, ada 4 baris antrean. Setiap antrean ada sekitar 40-50 orang, jadi sudah ada sekitar 200 orang mengantre tiket bioskop tepat setelah pintu Studio dibuka. Jadi mirip antrian kontes idola. :D




Saya memutar melewati antrean dan melihat jadwal film hari itu. New Moon 2 teater, 2012 1 teater, dan 1 teater sisanya film Indonesia XXL. Dengan cuma adanya 1 bioskop saja di Banjarmasin (Kalsel tepatnya), otomatis romantis ke mana lagi publik akan menonton bioskop? Film terbaru? Walaupun weekend atau hari libur harga tiket mencapai Rp 35.000, but, who cares? Yang penting bisa nonton New Moon atau 2012 at the cinema!! Antusiasme calon penonton benar-benar tinggi. Rela antri lama demi film terbaru. Kurang hiburan sih di sini, kata teman saya yang orang Banjarmasin. Melihat itu semua, urung sudah keinginan melihat film, ntar sewa film di rental langganan saya aja. Original koq vcdnya. Nonton pun lebih santai. Filmnya juga baru-baru. Di bioskop Banjarmasin, filmnya kalau nggak barat yang rame (box office), ya film Indonesia aja. Lewat ngerental film, terpuaskan sudah keinginan menonton saya. Yaah.. kurang hiburan juga ceritanya. Hehehee.. :P

cheers,
-anna-

Musim Hujan Kali Ini


Musim hujan sudah menjelang. Exactly, setelah berbulan-bulan panas matahari menyinar garang, sekarang giliran mendung menggantung seharian. Molornya musim hujan membuat banyak orang mengeluh, “duuhh.. panasnyaa… ampuunnn deeh nggak ada hujan.. mana ini nggak hujan-hujan!” Apalagi di Jawa, tepatnya mungkin di Surabaya. Teman-teman saya di Surabaya ramai-ramai merindukan air hujan menyiram bumi yang panasnya begitu menyengat.

Sampai Alhamdulillah, akhirnya datang musim hujan kali ini. Memasuki bulan November, derai hujan dan gemuruh guntur mulai mengakrabi. Langit gelap karena mendung telah menjadi pemandangan yang biasa. Hawa dingin menusuk tulang dan kipas angin mulai dimatikan. Selimut dan baju panjang menjadi teman di kala malam. Meneguk secangkir teh hangat di sore hari terasa sangat nyaman.. :)

Musim hujan kali ini, saya berada di lain pulau. Kalimantan Island. Pulau terbesar kedua di Indonesia, tempat di mana hutan hujan tropis dan sungai-sungai besar meliuk merupakan landscape nya. Curah hujannya sangat tinggi. Sekali turun, hujan bisa sangat deraaaasssss…. Air serasa ditumpahkan begitu saja dari langit. Tahu tidak, seperti di waterboom, ada satu wahana kolam, di mana ada ember raksasa menampung air, anak-anak ramai berkumpul di bawahnya, menanti harap-harap cemas kapan ember penuh dan terguling menumpahkan air ke mereka. Yaahh.. analoginya mungkin mirip itu laah..

Pagi-pagi pukul 4 terdengar suara deras hujan, reda sebentar, deras lagi sampai pukul 9 pagi.. membuat kita jadi enggan beranjak dari hangatnya tempat tidur. Membuat malas untuk pergi ke kamar mandi dan bersiap melakukan rutinitas. Berharap seandainya hari itu hari Sabtu… Siangnya, langit kembali menghitam. Awan cumulusnimbus memayoritasi ruang angkasa. Sejenak kemudian, air kembali ditumpahkan, diseling suara guruh dan kilatan petir silih berganti. Angin bertiup membuat pepohonan doyong kanan kiri, mati-matian bertahan agar tidak tumbang. Saya menutup tirai di jendela dekat tempat saya duduk sambil bergidik ngeri… Termangu di depan komputer dan berharap semoga listrik siang itu tidak mati.

Saat pulang sore harinya, jalanan macet. Air menggenang membuat kendaraan tidak bisa sembarang melaju. Saya ingin segera sampai di kos, sebelum hujan kembali turun. Motor yang sehari sebelumnya bersih mengkilat setelah dicuci, harus direlakan kotor kembali. Saat saya tanya ke beberapa orang, Banjarmasin memang sering begini saat musim hujan. Curah hujan dan banyak sudah biasa. “Tapi tenang saja, Banjarmasin nggak banjir kok..” ujar mereka. Oh ya? Syukurlah.. Kawan saya yang mendiami komplek perumahan dinas mengeluh karena atap bocor dan air masuk ke dalam rumah. Posisi komplek di daerah rawa membuat banyak binatang tanpa permisi masuk ke dalam rumah saat hujan turun. Ular, kodok, ikan-ikan berloncatan, demikian tulis kawan saya di status facebooknya. . Kalau sudah turun hujan, nggak bisa deeh tidur nyenyak, harus ronda biar rumah nggak kebanjiran. Laptop sudah menjadi korban. Terkena tetesan air saat hujan di siang hari, dan terima saja, nggak bisa nyala. Oohh.. Tuhan, syukur deeh, saya tinggal di rumah kost yang cukup nyaman. Bebas banjir, bebas bocor. Soo, walaupun hujan angin menderu-deru di luar, saya tetap bisa tidur, semakin pulas malahan. :P

Yups, dasar manusia. Saat musim kemarau berkepanjangan berdoa dan meminta air turun dari langit. Giliran musim hujan datang, banjir, basah, cucian nggak kering-kering, penuh keluh kesah pada Yang Di Atas. Aduuuhhh… Tuhaaannnn… kenapa hujan lagi?? Musim hujan kali ini berbeda dari musim-musim hujan sebelumnya. Lebih berwarna, dan lebih ada rasa… -emangnya permen???- ^^

Cheers,
-anna-

Tuesday, November 24, 2009

Anything For You

Anything for you
Though you're not here
Since you said we're through
It seems like years
Time keeps draggin on and on
And forever's been and gone
Still I can't figure what went wrong

I'd still do anything for you
I'll play your game
You hurt me through and through
But you can have your way

I can pretend each time I see you
That I don't care and I don't need you
And though you'll never see me cryin'
You know inside I feel like dying
And I'd do anything for you
In spite of it all
I've learned so much from you
You made me strong
But don't you ever think that I don't love you
That for one minute I forgot you
But sometimes things don't work out right
And you just have to say goodbye

I hope you find someone to please you
Someone who'll care and never leave you
But if that someone ever hurts you
You just might need a friend to turn to

And I'd do anything for you
I'll give you up
If that's what I should do
To make you happy

I can pretend each time I see you
That I don't care and I don't need you
And though inside I feel like dying
You know you'll never see me crying

Don't you ever think that I don't love you
That for one minute I forgot you
But sometimes things don't work out right
And you just have to say goodbye..

(Gloria Estefan - Anything For You)

Tuesday, November 17, 2009

Movie Review: Rachel Getting Married



Apa yang ada dalam suatu pernikahan? Persiapan pesta yang heboh? Rumah yang ramai dan berantakan? Suasana meriah? Banyak anggota keluarga berkumpul? Riuh? Sibuk? Indah? Bahagia?

Kym Buchman (Anne Hathaway) mendapat ijin keluar dari rehabilitasi untuk menghadiri pernikahan Rachel (Rosemarie DeWitt), kakaknya. Setiba di rumah, Kym mendapati suasana rumah yang ramai menjelang persiapan pernikahan. Segera, ia pun terlibat dalam riuh rendah pernikahan Rachel. Mulai dari pengepasan baju, kekacauan rumah, perkenalan dengan anggota keluarga baru.. Namun, ternyata tak semua yang ada dalam persiapan pernikahan itu indah. Tak seluruhnya ada tawa, musik, dan kebahagiaan. Seperti yang dialami oleh Kym.

Kym merasa bahwa kehadirannya tidak diinginkan. Ia merasa terbuang dan diacuhkan. Pertengkaran mulai terjadi. Luka lama kembali terbuka. Cerita lalu dan pengakuan dibeberkan. Kesedihan dan kehampaan kembali dirasakan. Apakah pernikahan ini sesungguhnya membawa kebahagiaan bagi semuanya???

My comment:

Such a nice drama! Film yang bagus. Dengan acting pemain yang top, dan sudut pandang pengambilan gambar yang lain daripada film biasa. Tokoh Kym secara sempurna diperankan oleh Anne Hathaway yang memesona. Film Rachel Getting Married ini disutradarai oleh Jonathan Demme, sutradara peraih Oscar lewat Silence of the Lamb. Lewat film ini pula Anne Hathaway diganjar nominasi aktris terbaik Academy Award 2009. (Sebenarnya ini yang bikin saya penasaran nonton. Kayak apa sih filmnya, dan aktingnya Anne Hathaway sampek dikasih nominasi Oscar?? :P Seperti saat saya nonton La Vie en Rose, gara-gara penasaran aktingnya Marrion Cottilard doang).

Filmnya beda dari film biasa. Cara nge-shootnya dibikin seperti film dokumenter. Jadi seperti menonton film dokumentasi pernikahan saudara yang dishoot dari handycam biasa. Rasanya dekat dengan mereka, tokoh-tokoh film ini. Feels like we’ve been there and being a part of this family.

Pada awalnya, rasanya film ini terasa membosankan. Saya menontonnya di suatu hari Minggu pagi yang santai lewat laptop. Di kamar, sendirian saja. Namun, kebosanan itu perlahan luntur saat pertengahan film mulai terlewati. Konfliknya mulai jelas, dan lewat pengambilan gambarnya yang seperti film dokumenter itu, membuat kita seakan-akan ada di dalamnya, seperti ikut terlibat langsung dalam setiap jengkal permasalahan yang tercipta di rumah keluarga Buchman menjelang pernikahan Rachel.




Harus saya akui, akting Anne Hathaway di sini bener-bener bagus. Sebagai Kym yang depresi, alkhoholik, dan penuh kepahitan hidup, ia berhasil menarik simpati. Namun, akting pemain lain pun tak kalah moncer. Rosemarie DeWitt pastinya juga berhasil menghidupkan tokoh Rachel, mengimbangi akting ciamik Anne Hathaway . Tokoh sang Ayah, Paul (Bill Irwin) dan Ibu kandung Rachel dan Kym (Debra Winger), berhasil membawakan perannya dengan baik. Dan akhirnya, saya sangat menikmati setiap menit drama yang terjadi. Ikut tersenyum saat scene bahagia Rachel dan Sidney, calon suaminya. Ikut terharu saat keluarga besar mereka mengucapkan doa, selamat, dan pengharapan untuk kedua mempelai, bahkan, saat terjadi pertengkaran keluarga antara Kym dan Rachel yang mengakibatkan terbukanya luka lama dan tragedi yang pernah terjadi dalam keluarga, membuat saya ikut-ikutan menangis.. T_T (nggak lebai lhooo!!)

Aniway, sebanyak apapun masalah yang terjadi dalam suasana jelang pernikahan, selalu, pastinya, pernikahan membawa banyak pengharapan dan kebahagiaan. Di pernikahan Rachel ini pun ada banyak cinta, doa, keharuan, ketulusan hati, kesenangan, tawa, dan musik. Yang cukup unik dari film ini, pernikahan Rachel didesain multi culture. Sidney dan keluarganya adalah kulit hitam, konsep pernikahan mereka adalah pernikahan Hindustan, sedangkan wedding plannernya orang Cina (Asia)!!
Film yang recommended untuk ditonton. Setidaknya, memberikan alternatif tontonan yang berbeda dari kebanyakan film. :) Oia, dengan keberhasilannya mendapatkan rating lebih dari 80% di RottenTomatoes.com, Rachel Getting Married tentunya wajib tonton dooong bagi penggemar drama!

Semir


Di suatu hari Minggu, saya pergi belanja ke Hypermart Duta Mall bersama seorang kawan saya, Lusy. Lusy kemudian membeli semir sepatu. Hei, pekik saya sambil mengambil semir sepatu dari tangannya. Ternyata sekarang ada semir sepatu model baru yaa.. ‘o’ Semir cair merek Kiwi itu memiliki spons seperti yang sering kita pakai buat mencuci piring. Kata Lusy, tinggal digosokkan saja ke sepatu. Mengkilat sudah, katanya. Waahhh… dengan ndesonya saya masih mengagumi semir sepatu model mutakhir tersebut. Baru tahu. Hehehee

Ternyata, memang sudah lama sekali saya nggak pernah melakukan aktivitas menyemir sepatu. Sejak kuliah, sepertinya. Yup. Sejak kuliah memang sudah tidak pernah lagi nyemir sepatu. Secara, tidak pernah lagi pakai sepatu hitam. Beli pantofel hitam pun sudah di jaman jadi job seeker. Sepatu pantofel saya tidk pernah disemir. Kalau berdebu, cukup dilap. :P



Melihat semir Kiwi itu, ingatan saya melayang pada masa sekolah saya. Kalau dirasa-rasa, saya hampir tidak pernah melakukan aktivitas menyemir sepatu, karena sudah ada Bapak yang rajin menyemirkan sepatu kami. Setiap pagi, sepatu hitam mengkilat sudah berjajar rapi, tinggal pakai. Begitu rajinnya Bapak, sehingga tak hanya sepatu pantofel yang disemir, sepatu kets hitam kami pun ikut-ikutan disemir, hingga legam dan bordiran merk ATT-nya tertutup warna hitam.. hehehehee Haaahhh.. jadi kangen sama Bapak… :)