Monday, June 27, 2011
Drama Review: Secret Garden
Casts:
Hyeon Bin (Kim Joo-won)
Ha Ji-won (Gil Ra-im)
Yoon Sang-hyun (Oska/Choi Woo-young)
Kim Sa-rang (Yoon Seoul)
Lee Philip (Im Jong-soo)
Genre:
Drama-komedi-romantis-fantasy
Produksi:
SBS (2010)
Suatu hari, Kim Joo-won, seorang ekskutif muda-kaya-tampan-cerdas-arogan-eksentrik, dimintai tolong oleh sepupunya, Oska, seorang hallyu star untuk menangani artis perempuan muda yang sedang mengganggunya, Dengan malas-malasan Joo-won datang ke lokasi syuting sebuah film laga. Di sana, Joo-won terpana dan terpesona melihat seorang perempuan muda melakukan stunt adegan laga dengan sangat cool. Karena salah komunikasi, Joo-won keliru membawa si stuntwoman alih-alih si artis perempuan yg sedang dicari sepupunya.
Joo-won, si kaya-tampan yang berwatak buruk, egois, dan menyebalkan, tanpa menyangka tertarik pada Gil Ra-im, si stuntwoman cantik namun miskin dan hidup dalam kesederhanaan. Ra-im selalu hadir di pikiran Joo-won, sampai-sampai Joo-won menyanyikan lagu anak-anak untuk membuatnya melupakan gadis cantik yang beda kelas sosial dengannya itu. Perjalanan cinta Joo-won dan Ra-im tentunya tidak berjalan mulus. Ra-im yang hidup pas-pasan sangat tidak nyaman mendapatkan perhatian dan disukai oleh seorang milyuner muda yang sombong dan suka memakasakan kehendak.
Dalam sebuah perjalanan ke pulau Jeju untuk kepentingan syuting video klip lagu Oska, Joo-won dan Ra-im terlibat dalam peristiwa misterius dan ajaib. Mereka berdua tersesat di dalam hutan dan menemukan sebuah pondok aneh yang berjualan makanan dan singgah ke situ. Oleh bibi pemilik rumah makan itu, mereka berdua masing-masing diberi sebotol minuman. Setelah keduanya sama-sama menenggak minuman itu, pagi harinya terjadilah keanehan dan keajaiban yang akan mengubah hidup mereka. Ketika terbangun dari tidur, Joo-won dan Ra-im sangat kaget menyadari bahawa jiwa mereka telah tertukar. Joo-won masuk ke dalam tubuh Ra-im, begitu sebaliknya.
Selain kisah Joo-won dan Ra-im, Secret Garden juga diwarnai kisah hidup Oska, sepupu Joo-won, seorang bintang Hallyu yang sedang berusaha mempertahankan karier keartisannya dengan berbagai masalah menghampiri, seperti hobinya mempermainkan wanita, dan insiden penjiplakan lagu. Oska memiliki cerita cinta yang tak kalah rumitnya dengan perempuan cantik bernama Yoon Seoul, yang ternyata sedang menjalani perjodohan dengan Kim Joo-won.
Selain itu drama yang sangat menarik ini diwarnai konflik-konflik antara Joo-won – Ra-im dengan ibunda Joo-won yang mati-matian menolak Ra-im sebagai perempuan yang dicintai anaknya. Rahasia masa lalu yang menjadi dasar cerita yang menghubungkan Joo-won dan Ra-im pun akan terungkap di akhir cerita. Bakalan panjaaaaaanggg banget kalo diceritakan semuanya di sini. well, you just have to watch it!! ;)
My comment:
I really really loooooovveee this drama!!! Mark as one of my fave K-Drama ever deeh <3 <3. Perpaduan casts yang cakep-cakep dan cantik-cantik, cerita yang kuat dan unik,, akting pemainya yang ciamik, setting cerita yang menarik, serta soundtrack dan musiknya yang apik.., menjadikan Secret Garden one of greatest K-drama I’ve ever seen!! Hyeon Bin dan Ha Ji-won menampilkan akting dan chemistry yang luar biasa kuat di sini. Begitu cool-nya akting Ha Ji-won sebagai seorang stuntwoman yang kuat di luar tapi rapuh di dalam, akan membuat kita terpesona seperti halnya Joo-won pada Ra-im.
Hyeon Bin sendiri juga berhasil membawakan perannya sebagai miliader muda yang cerdas tapi sombongnyaaa minta ampuuun (>_<”). Tapi di sisi lain kadang konyol dan sangat berkharisma>> *lovestruck*. Selain itu karakter-karakter pendukungnya juga memliliki peranan yang tak kalah penting seperti Oska dan direktur sekolah Stunt, Im Joong-soo. Cerita yang kuat dan unik membuat saya berkali-kali tertawa, tersenyum, terharu, bahkan menitikkan air mata. Dari yang haru-haru sedih, scene nya bisa tiba-tiba berganti konyol dan bikin ngakak.. (_ _”) kemudian mendadak romantis dan very touching (^-^). Jadi emosi kita bener-bener dimainkan saat menontonnya. Seruuuu…. Lucuuuu…. Haruuuu….
Sebenernya tipikal dramanya sendiri adalah tipikal klise drama Korea yang kebanyakan mengangkat kisah Cinderella. Pria kaya dan perempuan miskin. Jatuh cinta dan mendapatkan tentangan dari sana-sini. Tapi Secret Garden yang memasukkan unsur fantasy membuat semuanya berbeda. Ceritanya sangat kuat dan detail. Bener-bener drama yang digarap secara serius. Pun yang paling saya sukai adalah music scoring dan original soundtracknya yang dueehhh…. Baguusss—baguus banget. Here I am dan That Woman-nya Baek Ji young adalah beberapa soundtrack yang selalu membuat merinding dan meleleh saat mendengarnya… :’)
Complete package of drama!! You have to watch it!! Nyesel banget deeh kalo sampe nggak nonton Secret Garden. Dan buktinya kalo drama ini emang bagus dan sangat popular di Korea, bahkan dunia adalah deretan penghargaan yang diraihnya, seperti Drama Terbaik, pemeran terbaik, pasangan favorit. Juga berbagai hal dari Secret Garden yang menjadi booming dan trend terutama di Korea. Seperti tracksuit bling-bling Kim Joo-won, adegan sit-up yang memorable, cream kiss, berjalan beriringan, kucing Alice in Wonderland, Little Mermaid, dan maaasiih banyak lagiii… *kasih lima bintang* Secret Garden is definitely one of the most beautifully-written Korean romance-fantasy dramas and will definitely remain as favorite .. <3 <3 <3
-anna-
Tuesday, May 31, 2011
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(Sapardi Djoko Damono)
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(Sapardi Djoko Damono)
Thursday, May 19, 2011
Tuesday, April 26, 2011
Drama Review: My Princess
Casts:
Song Seung-heon (Park Hae-young)
Kim Tae-hee (Lee Seol)
Park Ye-jin (Oh Yoon-joo)
Ryu Soo-young (Nam Jung-woo)
Genre:
Komedi romantis
Produksi:
MBC (2011)
Lee Seol, seorang mahasiswi biasa yang kuliah di jurusan Sejarah. Suatu hari, ia tiba-tiba dikejutkan dengan suatu fakta bahwa dirinya adalah puteri kerajaan Korea yang selama ini menghilang. Dan kehidupan Lee Seol yang biasa-biasa saja harus berubah 180° karena ia harus belajar dan berusaha keras untuk dapat bertransformasi menjadi puteri kerajaan yang anggun, cerdas, dan dicintai oleh rakyatnya.
Park Hae-young adalah diplomat muda, sekaligus seorang chaebol (bangsawan) dan pewaris tunggal dari Dae-Han Group, grup konglomerat terbesar dan terkaya di Korea. Park hae-young ini muda, tampan dan cerdas (oowwh.. perfect guy!), namun kekayaan, kecerdasan, dan ketampanannya seringkali membuatnya sombong dan egois dalam berperilaku. Hae-young sangat kesal karena Kakeknya akan menyerahkan seluruh harta kekayaan keluarga mereka kepada Negara untuk restorasi Kerajaan Korea setelah berhasil menemukan puteri kerajaan yang telah hilang selama 20 tahun. Hae-young yang kadung membenci Lee Seol tak disangka mendapat perintah dari Presiden untuk menjadi guru privat dari Puteri Lee Seol dan bertugas menjadikannya seorang Puteri yang sempurna.
Cerita juga diramaikan dengan hadirnya Oh Yoon-joo, wanita cantik, cerdas, namun licik, pengurus museum nasional, yang juga tunangan Park Hae-young. Ada juga profesor Nam Jung woo yang disukai oleh Lee Seol. Cerita makin rumit saat Hae-young dan Lee Seol mulai tertarik satu sama lain. Selain itu, upaya kakek Park menjadikan Lee Seol puteri yang diterima rakyat, Presiden dan politikus yang menentang restorasi kerajaan, serta rahasia masa lalu tentang keluarga kerajaan dan Ayah Lee Seol menjadi konflik yang mewarnai kisah cinta Park Hae-young dan Lee Seol.
My Comment:
Huuaaaa… setelah pertama kali melihat preview drama ini di sebuah blog, langsung nggak sabar buat nunggu dvd-nya keluar. Secara yaa.. secara main castnya adalah Song Seung-heon dan Kim Tae-hee, dua artis senior Korea yang mempopulerkan Hallyu wave. Dan ini adalah kolaborasi pertama mereka berdua sebagai peran utama. Dan juga pertama kalinya SSH dan KTH berakting dalam drama komedi romantis. Patut ditonton kan…
Dan emang, chemistry-nya dapet banget. Bangeeetttt…!! cocok deeh pokoknya. Mudah-mudahan jadi pasangan beneran (banyak netizen yang mengharapkan mereka jadian lhooo… :D ) Kalo dari segi cerita menurut saya sih agak gak jelas gitu.. mungkin karena drama ini termsuk kejar tayang, jadi ceritanya sendiri kurang kuat dan amburadul , IMO. Ide cerita berupa seorang Puteri Kerajaan yang hilang rasanya terlalu ketinggian, kenapa nggak anak konglomerat atau pewaris kekayaan yang hilang, sehingga jalan cerita akan lebih riil dan down to earth.
At least, saya tetap nonton sampe tamat. Soalnya perpaduan SSH dan KTH dalam sebuah rom-com terlalu menggoda untuk ditinggalkan. Dan bonusnya, sepanjang 16 episode bias puas ngelihat Song Seung-heon yang ehm.. semakin berumur semakin ganteeengggg… *scream* Senyumnya itu lhooo.. duh, he’s so, totally georgeous and freaking adoreable. :*
-anna-
Tuesday, March 29, 2011
American Idol 2011
Inilah season terbaru American Idol! American Idol telah memasuki musim ke-10! Wooww.. dan di season terbaru Idol tampil dengan konsep baru, juri baru, dan tentunya peserta-peserta baru. Tahun ini saya kembali mengikuti American Idol.Ssetelah season 7 yang berakhir dengan persaingan David Cook vs David Archuleta di final, dua season berikutnya Idol tidak ditayangkan oleh stasiun tivi nasional. :S
Beruntung Idol tahun 2011 ditayangkan di B Cahnnel, yang di Banjarmasin berafiliasi dengan Barito Channel, sehingga saya dapat menikmati American Idol tahun 2011, yang menurut pendapat banyak orang lebih fresh, menarik, dan sensasional dengan munculnya bakat-bakat yang luar biasa. (Hei, mereka ke mana aja di season-season sebelumnya??) Steven Tyler yang eksentrik dan Jennifer Lopez yang selalu tampil cantik terpilih sebagai juri baru menggantikan Simon Cowell dan Paula Abdul. Kolaborasi bersama Randy Jackson dan Ryan Seacrest menghasilkan sebuah tontonan menarik. Audisi di beberapa kota (yang sepertinya lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya), penemuan bakat-bakat yang tak terduga, dan hal-hal emosional dan penuh drama mewarnai perjalanan Idol season 10 sebelum akhirnya terpilih 13 orang yang akan akan dieliminasi lagi hingga terpilihlah “the Next American Idol”.
Ketiga belas finalis itu adalah Paul McDonald, Casey Abrams, Jacob Lusk, James Durbin, Stefano Langone, Scotty McCreery, Lauren Alaina, Pia Toscano, Haley Reinhart, Naima Adedapo, Thia Meghia, Karen Rodriguez, dan Ashton Jones. Hmm.. suara mereka, terutama yang cowok, keren-keren. Peserta Idol dari tahun ke tahun semakin memuda. Beberapa kontestan bahkan masih berumur di bawah 18 tahun, namun memiliki bakat suara yang luar biasa.
Pekan lalu (23/03) Idol mempertunjukkan result show yang dramatis dan penuh kejutan. Kekuatan finalis yang boleh dikatakan merata membuat siapa saja bisa berada di tiga terbawah dan dieliminasi. Casey Abrams yang tidak mendapat cukup dukungan Amerika terpaksa harus dieliminasi, dan secara mengejutkan juri menggunakan hak veto satu-satunya untuk menyelamatkan Casey. Ooohh… was that too early??? Dan akibatnya di minggu selanjutnya, dua orang finalis akan dieliminasi secara berbarengan.
Favorit saya di Idol kali ini adalah James Durbin, Pia Toscano, Thia Meghia, dan Stefano Langone. Semoga perjalanan mereka panjang..hehee.. #wish. Dan saya pikir, James dan Pia will be at finale. They’re so aaawesoome!! Minggu ini kesebelas finalis akan kembali bertarung, menampilkan performa terbaik dalam lagu-lagu Sir Elton John. Wohooo… let’s enjoy the show!! Kalau ingin dapat info update Idol 2011, ini linknya:americanidolnet.com
-anna-
Monday, March 28, 2011
Haven't Met You Yet
I'm Not Surprised, Not Everything Lasts
Have Broken My Heart So Many Times,
I Stopped Keepin Track.
Talk Myself In, I Talk Myself Out
I Get All Worked Up, Then I Let Myself Down.
I Tried So Very Hard Not To Lose It
I Came Up With A Million Excuses
I Thought I Thought Of Every Possibility
And I Now Someday That It'll All Turn Out
You'll Make Me Work So We Can Work To Work It Out
And I Promise You Kid That I'll Give So Much More Than I Get
I Just Haven't Met You Yet
I Might Have To Wait, I'll Never Give Up
I Guess It's Half Time, And The Other Half's Luck
Wherever You Are, Whenever It's Right
You Come Out Of Nowhere And Into My Life
And I Know That We Can Be So Amazing
And Baby Your Love Is Gonna Change Me
And Now I Can See Every Possibility
And Somehow I Know That Will All Turn Out
And You'll Make Me Work So We Can Work To Work It Out
And I Promise You Kid I'll Give So Much More Than I Get
I Just Haven't Met You Yet
I Said Love Love Love Love Love Love Love .....
I Just Haven't Met You Yet
Love Love Love .....
I Just Haven't Met You Yet
(Michael Buble - Haven't Met You Yet)
Have Broken My Heart So Many Times,
I Stopped Keepin Track.
Talk Myself In, I Talk Myself Out
I Get All Worked Up, Then I Let Myself Down.
I Tried So Very Hard Not To Lose It
I Came Up With A Million Excuses
I Thought I Thought Of Every Possibility
And I Now Someday That It'll All Turn Out
You'll Make Me Work So We Can Work To Work It Out
And I Promise You Kid That I'll Give So Much More Than I Get
I Just Haven't Met You Yet
I Might Have To Wait, I'll Never Give Up
I Guess It's Half Time, And The Other Half's Luck
Wherever You Are, Whenever It's Right
You Come Out Of Nowhere And Into My Life
And I Know That We Can Be So Amazing
And Baby Your Love Is Gonna Change Me
And Now I Can See Every Possibility
And Somehow I Know That Will All Turn Out
And You'll Make Me Work So We Can Work To Work It Out
And I Promise You Kid I'll Give So Much More Than I Get
I Just Haven't Met You Yet
I Said Love Love Love Love Love Love Love .....
I Just Haven't Met You Yet
Love Love Love .....
I Just Haven't Met You Yet
(Michael Buble - Haven't Met You Yet)
Sunday, March 27, 2011
Book Review: Negeri 5 Menara
Penulis: A. Fuadi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2010)
Akhirnya, setelah berbulan-bulan mangkrak di rak, novel Negeri 5 Menara ini berhasil saya selesaikan juga. Agak telat yaaa… baru baca sekarang. :o Novel ini penuh dengan testimoni positif banyak tokoh masyarakat maupun seniman, dan berembel-embel best seller pulak, sehingga akan membuat orang penasaran bagaiman kisah dan cerita yang dituliskan dalam novel ini.
Setelah lulus SMP, Alif Fikri diminta orang tuanya untuk sekolah di Pondok Madani di Jawa Timur. Dengan setengah hati, Alif, yang memendam keinginan untuk melanjutkan sekolah di SMA Negeri di Bukittinggi, berangkat naik bus dengan diantar ayahnya, melewati jalur lintas Sumatera, menyeberang Selat Sunda, dan melanjutkan perjalanan berjam-jam menuju sebuah kota kecil di Jawa Timur, sebelum sampai di Pondok Madani untuk bersekolah dan menuntut ilmu agama.
Di Pondok Madani (PM), Alif bersahabat dengan Raja dari Medan, Atang dari Bandung, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Madura, dan Baso dari Gowa. Mereka berenam bersama-sama melewati hari-hari penuh perjuangan dan pelajaran hidup di PM. Belajar banyak ilmu dan saling menyemangati satu sama lain. Seringkali mereka berkumpul di bawah menara masjid, di sore hari menjelang maghrib, bertukar cerita dan mimpi, membayangkan awan-awan yang berarak indah sebagai benua Eropa, Amerika, jazirah Arab, yang kelak akan mereka jelajahi di masa depan untuk mencari ilmu.
Keenam sahabat yang dijuluki Sahibul Menara ini melewati banyak peristiwa selama bersekolah di PM. Mulai dari menerima hukuman dari penegak disiplin bersama-sama, ikut menangkap pencuri yang menyatroni podok saat ronda malam, menjadi juara turnamen sepakbola antar asrama, kegugupan menjelang ujian, mencetak prestasi bidang akademik, seni, maupun olahraga, hingga mempersiapkan pertunjukan akbar “Class Six Show” menjelang kelulusan.
Novel ini ditulis berdasarkan pengalaman mondok sang penulis, A. Fuadi, di Pondok Gontor, Jawa Timur. Lewat gaya penceritaan secara deskripsi-narasi, pembaca dibawa oleh A. Fuadi masuk ke dalam lingkungan dan suasana pondok pesantren yang bagi kebanyakan orang awam terkadang masih misterius. Negeri 5 Menara juga mengungkapkan bahwa bersekolah di pondok tidak selalu ketinggalan. Metode pembelajaran pondok pesantren tidaklah kolot dan kuno. Hal itu dibuktikan dengan selalu digunakannya bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi sehari-hari penghuninya. Dan lulusan pondok pesantren juga bisa sukses, mendapatkan beasiswa sekolah di luar negeri, dan menjadi orang besar. Naahh.. A. Fuadi ini salah satu contohnya.
Negeri 5 Menara mengingatkan kita pada novel sukses Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Sama-sama bertemakan pendidikan, semangat belajar, kerja keras, dan juga guru-guru teladan. Tapi kenapa yaa… susah banget menyelesaikan membacanya?? Hmm.. tema yang bagus dan kisah yang penuh hikmah tentu saja, tapi menurut saya agak sedikit menjemukan. Gaya penceritaan deskripsi-narasi yang monoton dan sedikitnya dialog membuat novel ini, IMO, tak lebih seperti diary sang penulis mengenai pengalaman beliau bersekolah di pondok, yang diharapkan dapat menginspirasi.
Mengekor kesuksesan Laskar Pelangi, sepertinya Negeri 5 Menara ini akan segera diangkat ke layar lebar. Negeri 5 Menara akan hadir dalam bentuk trilogy novel. Sekuelnya, Ranah 3 Warna, bercerita tentang kehidupan Alif pasca lulus dari PM dan melanjutkan kuliah ke ITB – hingga kemudian berkesempatan sekolah di luar negeri. Saya belum mempertimbangkan untuk membeli. Mungkin nanti. Masih bosan soalnya dengan ramuan novel yang seperti ini.
-anna-
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2010)
Akhirnya, setelah berbulan-bulan mangkrak di rak, novel Negeri 5 Menara ini berhasil saya selesaikan juga. Agak telat yaaa… baru baca sekarang. :o Novel ini penuh dengan testimoni positif banyak tokoh masyarakat maupun seniman, dan berembel-embel best seller pulak, sehingga akan membuat orang penasaran bagaiman kisah dan cerita yang dituliskan dalam novel ini.
Setelah lulus SMP, Alif Fikri diminta orang tuanya untuk sekolah di Pondok Madani di Jawa Timur. Dengan setengah hati, Alif, yang memendam keinginan untuk melanjutkan sekolah di SMA Negeri di Bukittinggi, berangkat naik bus dengan diantar ayahnya, melewati jalur lintas Sumatera, menyeberang Selat Sunda, dan melanjutkan perjalanan berjam-jam menuju sebuah kota kecil di Jawa Timur, sebelum sampai di Pondok Madani untuk bersekolah dan menuntut ilmu agama.
Di Pondok Madani (PM), Alif bersahabat dengan Raja dari Medan, Atang dari Bandung, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Madura, dan Baso dari Gowa. Mereka berenam bersama-sama melewati hari-hari penuh perjuangan dan pelajaran hidup di PM. Belajar banyak ilmu dan saling menyemangati satu sama lain. Seringkali mereka berkumpul di bawah menara masjid, di sore hari menjelang maghrib, bertukar cerita dan mimpi, membayangkan awan-awan yang berarak indah sebagai benua Eropa, Amerika, jazirah Arab, yang kelak akan mereka jelajahi di masa depan untuk mencari ilmu.
Keenam sahabat yang dijuluki Sahibul Menara ini melewati banyak peristiwa selama bersekolah di PM. Mulai dari menerima hukuman dari penegak disiplin bersama-sama, ikut menangkap pencuri yang menyatroni podok saat ronda malam, menjadi juara turnamen sepakbola antar asrama, kegugupan menjelang ujian, mencetak prestasi bidang akademik, seni, maupun olahraga, hingga mempersiapkan pertunjukan akbar “Class Six Show” menjelang kelulusan.
Novel ini ditulis berdasarkan pengalaman mondok sang penulis, A. Fuadi, di Pondok Gontor, Jawa Timur. Lewat gaya penceritaan secara deskripsi-narasi, pembaca dibawa oleh A. Fuadi masuk ke dalam lingkungan dan suasana pondok pesantren yang bagi kebanyakan orang awam terkadang masih misterius. Negeri 5 Menara juga mengungkapkan bahwa bersekolah di pondok tidak selalu ketinggalan. Metode pembelajaran pondok pesantren tidaklah kolot dan kuno. Hal itu dibuktikan dengan selalu digunakannya bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi sehari-hari penghuninya. Dan lulusan pondok pesantren juga bisa sukses, mendapatkan beasiswa sekolah di luar negeri, dan menjadi orang besar. Naahh.. A. Fuadi ini salah satu contohnya.
Negeri 5 Menara mengingatkan kita pada novel sukses Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Sama-sama bertemakan pendidikan, semangat belajar, kerja keras, dan juga guru-guru teladan. Tapi kenapa yaa… susah banget menyelesaikan membacanya?? Hmm.. tema yang bagus dan kisah yang penuh hikmah tentu saja, tapi menurut saya agak sedikit menjemukan. Gaya penceritaan deskripsi-narasi yang monoton dan sedikitnya dialog membuat novel ini, IMO, tak lebih seperti diary sang penulis mengenai pengalaman beliau bersekolah di pondok, yang diharapkan dapat menginspirasi.
Mengekor kesuksesan Laskar Pelangi, sepertinya Negeri 5 Menara ini akan segera diangkat ke layar lebar. Negeri 5 Menara akan hadir dalam bentuk trilogy novel. Sekuelnya, Ranah 3 Warna, bercerita tentang kehidupan Alif pasca lulus dari PM dan melanjutkan kuliah ke ITB – hingga kemudian berkesempatan sekolah di luar negeri. Saya belum mempertimbangkan untuk membeli. Mungkin nanti. Masih bosan soalnya dengan ramuan novel yang seperti ini.
-anna-
Friday, March 25, 2011
Movie Review: 127 Hours
Director: Danny Boyle
Casts: James Franco, Kate Mara, Amber Tamblyn, Clemence Poesy
Suatu hari, saya membeli tabloid Nyata dan membaca sebuah kisah di dalamnya, kisah tentang Aron Ralston, seorang pecinta alam yang ketika sedang berpetualang sendirian di daerah bebatuan canyon, mengalami kecelakaan sehingga jatuh ke dalam tebing dan tangan kanannya terjepit batu besar. Berhari-hari Aron bertahan hidup. Sampai pada hari kelima, ia yang takjub mendapati dirinya masih belum mati, memutuskan untuk memotong tangannya sendiri dan memanjat ke atas tebing untuk mencari bantuan. Dan yaahh… dia berhasil diselamatkan meski harus merelakan tangan kanannya. Kejadian itu berlangsung tahun 2003. Aron Ralston saat ini berumur 30 tahun, sehat, istrinya baru saja melahirkan seorang putera, dan ia masih aktif melakukan kegiatan petualangan, dan memanjat tebing. Hanya saja ia sekarang tidak pernah mendaki sendirian dan selalu memberitahukan kepada keluarganya kemana ia pergi.
Rasanya ngilu, walau hanya membaca kisah Aron Ralston bertahan hidup di tengah jepitan batu di Blue John Canyon. Hanya membaca. Bagaimana mungkin seseorang dengan berani memutuskan untuk mengamputasi tangannya sendiri?? Ooh.. crap!!
Kisah heroic Ralston inilah yang menginspirasi sutradara peraih Oscar, Danny Boyle (Slumdog Millionaire) untuk memfilmkan dan mengajak penonton ikut merasakan 127 jam terlama dalam hidup Aron. Well, this is not kind of movie that I wanna see. Definitely. Maksudnya, kita kan sudah tahu akan bagaimana ending dari ceritanya? Pastinya akan ada adegan amputasi tangan. Itu kan klimaks dari kisah ini….
Tapi kemudian saat saya tiba-tiba menguatkan niat untuk pingin melihat. Dan berkat nonton bersama beberapa teman, Alhamdulillah, berhasil melewati dengan baik walau untuk adegan utamanya saya Cuma ngintip-ngintip sekilas dari balik bantal. Ahahahaaa… ;)
James Franco merupakan kekuatan utama film ini. Aktingnya yang brillian berhasil membius penonton. Franco berakting dengan baik sebagai Aron Ralston, yang bersemangat, berani, dan juga pantang menyerah. Salut juga untuk Danny Boyle yang well, berhasil menyutradarai 127 Hours, sehingga menjadi film yang sungguh mengesankan. Musik scoring dari A.R Rahman, composer music asal Bollywood, sungguh memberikan warna berbeda bagi film ini, sehingga penonton merasakan semangat perjuangan untuk bertahan hidup, dan betapa keluarga dan sahabat adalah sangat berarti.
Begitu meluapnya semangat Aron untuk bisa survive, hingga ketika ia berhasil selamat saya pun ikut terharuuuu… sampai merindiiinggg gitu deeh nontonnya. ;’) Dan pastinya 127 Hours berhasil mendapatkan banyak nominasi dan piala dari banyak ajang penghargaan film selama tahun 2010 dan 2011. A triumphant true story!!
-anna-
Casts: James Franco, Kate Mara, Amber Tamblyn, Clemence Poesy
Suatu hari, saya membeli tabloid Nyata dan membaca sebuah kisah di dalamnya, kisah tentang Aron Ralston, seorang pecinta alam yang ketika sedang berpetualang sendirian di daerah bebatuan canyon, mengalami kecelakaan sehingga jatuh ke dalam tebing dan tangan kanannya terjepit batu besar. Berhari-hari Aron bertahan hidup. Sampai pada hari kelima, ia yang takjub mendapati dirinya masih belum mati, memutuskan untuk memotong tangannya sendiri dan memanjat ke atas tebing untuk mencari bantuan. Dan yaahh… dia berhasil diselamatkan meski harus merelakan tangan kanannya. Kejadian itu berlangsung tahun 2003. Aron Ralston saat ini berumur 30 tahun, sehat, istrinya baru saja melahirkan seorang putera, dan ia masih aktif melakukan kegiatan petualangan, dan memanjat tebing. Hanya saja ia sekarang tidak pernah mendaki sendirian dan selalu memberitahukan kepada keluarganya kemana ia pergi.
Rasanya ngilu, walau hanya membaca kisah Aron Ralston bertahan hidup di tengah jepitan batu di Blue John Canyon. Hanya membaca. Bagaimana mungkin seseorang dengan berani memutuskan untuk mengamputasi tangannya sendiri?? Ooh.. crap!!
Kisah heroic Ralston inilah yang menginspirasi sutradara peraih Oscar, Danny Boyle (Slumdog Millionaire) untuk memfilmkan dan mengajak penonton ikut merasakan 127 jam terlama dalam hidup Aron. Well, this is not kind of movie that I wanna see. Definitely. Maksudnya, kita kan sudah tahu akan bagaimana ending dari ceritanya? Pastinya akan ada adegan amputasi tangan. Itu kan klimaks dari kisah ini….
Tapi kemudian saat saya tiba-tiba menguatkan niat untuk pingin melihat. Dan berkat nonton bersama beberapa teman, Alhamdulillah, berhasil melewati dengan baik walau untuk adegan utamanya saya Cuma ngintip-ngintip sekilas dari balik bantal. Ahahahaaa… ;)
James Franco merupakan kekuatan utama film ini. Aktingnya yang brillian berhasil membius penonton. Franco berakting dengan baik sebagai Aron Ralston, yang bersemangat, berani, dan juga pantang menyerah. Salut juga untuk Danny Boyle yang well, berhasil menyutradarai 127 Hours, sehingga menjadi film yang sungguh mengesankan. Musik scoring dari A.R Rahman, composer music asal Bollywood, sungguh memberikan warna berbeda bagi film ini, sehingga penonton merasakan semangat perjuangan untuk bertahan hidup, dan betapa keluarga dan sahabat adalah sangat berarti.
Begitu meluapnya semangat Aron untuk bisa survive, hingga ketika ia berhasil selamat saya pun ikut terharuuuu… sampai merindiiinggg gitu deeh nontonnya. ;’) Dan pastinya 127 Hours berhasil mendapatkan banyak nominasi dan piala dari banyak ajang penghargaan film selama tahun 2010 dan 2011. A triumphant true story!!
-anna-
Thursday, March 24, 2011
writer's block
sudah lamaaaaa sekali nggak nulis postingan baru di blog ku ini. PAdahal banyak sekali pengalaman baru, teman baru, kisah baru, yang kepengan saya abadikan dalam tulisan sebenarnya namun nggak kesampaian. :(
entah kenapa jadi nggak semangat lagi buat nulis. ataupun membaca. setelah dengar sesuatu, merasakan, atau pun melihat hal-hal baru, nggak ada keinginan untuk sekedar membaginya.
bahkan sempat juga buat blog baru di domain wordpress, gara-gara baca blog temen saya yang catchy dan enak dibaca..
oowwhh... i'm getting bored.. :(
mungkin dengan cara ganti tema dan background akan bikin saya punya sedikit semangat untuk mencoba menulis lagi.. dan aktif ngeblog lagi, walaupun postingannya yaaa.. yang gak penting-penting.. :(
hmmm... nanti coba utak-atik lagi, nambah widget baru, pasang link twitter, blogwalking lagi... kayaknya seru yaaa... :D
yeehh.. sooo, mari kita sambut semangat baruuuu.... \(^o^)/
"buka kita buka hari yang baru, tebarkan senyum tawa ceria, bukalah semangat baruu....!!"
"
entah kenapa jadi nggak semangat lagi buat nulis. ataupun membaca. setelah dengar sesuatu, merasakan, atau pun melihat hal-hal baru, nggak ada keinginan untuk sekedar membaginya.
bahkan sempat juga buat blog baru di domain wordpress, gara-gara baca blog temen saya yang catchy dan enak dibaca..
oowwhh... i'm getting bored.. :(
mungkin dengan cara ganti tema dan background akan bikin saya punya sedikit semangat untuk mencoba menulis lagi.. dan aktif ngeblog lagi, walaupun postingannya yaaa.. yang gak penting-penting.. :(
hmmm... nanti coba utak-atik lagi, nambah widget baru, pasang link twitter, blogwalking lagi... kayaknya seru yaaa... :D
yeehh.. sooo, mari kita sambut semangat baruuuu.... \(^o^)/
"buka kita buka hari yang baru, tebarkan senyum tawa ceria, bukalah semangat baruu....!!"
"
Wednesday, January 20, 2010
Movie Review: Changeling

Casts: Angelina Jolie, John Malkovich, Jeffrey Donovan
Director: Clint Eastwood
Los Angeles, 10 Maret 1928. Diceritakan seorang perempuan single mother, Christine Collins ( Angelina Jolie), tinggal sendiri bersama anak semata wayangnya yang berusia 9 tahun, Walter. Christine bekerja sebagai supervisor di perusahaan komunikasi. Samua baik-baik saja, ketika esoknya Christine membatalkan janjinya kepada Walter untuk mengajaknya jalan-jalan karena harus tugas lembur. Saat pulang ke rumah, betapa lemasnya Christine karena Walter hilang dari rumah. Christine pun melaporkan hilangnya Walter kepada LAPD.
Lima bulan kemudian, Kapten J.J. Jones (Jeffrey Donovan) dari bagian anak hilang Kepolisian Los Angeles menghubungi Christine dan mengabarkan bahwa departemennya berhasil menemukan Walter Collins. Dengan bahagia, Christine menjemput anaknya yang hilang di stasiun. Namun, alangkah terkejutnya ia, ketika anak yang dikatakan sebagai Walter Collins oleh polisi ternyata bukan Walter. Dalam keterkejutannya, Christine dipaksa Kapten Jones untuk mengakui anak tersebut di hadapan wartawan.
Christine kemudian berusaha membuktikan kepada polisi bahwa anak itu bukanlah anaknya yang hilang. Dengan kesaksian dari guru sekolah sampai dokter gigi Walter, dengan harapan bahwa polisi akan kembali melakukan pencarian terhadap Walter. Namun, polisi menilai Christine mengganggu dan malah menjebloskannya ke rumah sakit jiwa dengan tuduhan berdelusi dan tidak mengakui anak kandungnya.
Mendapat perlakuan yang tidak semestinya dari LAPD, yang saat itu memang buruk reputasinya dan sangat tidak melindungi masyarakat, Christine sangat putus asa. Tapi untunglah dia mendapat bantuan dari Pendeta Gustav Briegleb (John Malkovich), tokoh masyarakat yang konsisten membongkar kebusukan polisi.

Sementara itu, jauh dari Los Angeles, sebuah ranch di perbatasan Kanada, Detektif Lester Ybarra (Michael Relly), menemukan fakta mencengangkan, tentang sebuah pembunuhan berantai keji yang dilakukan terhadap puluhan anak-anak, oleh si pemilik ranch, Gordon Northcott. Dan saksi pembunuhan tersebut, keponakan Gordon Northcott, menyatakan bahwa Walter Collins merupakan salah seorang korban penmbunuhan itu.
Bagaimana pejuangan Christine dalam mendapatkan kebenaran? This is such an emotional movie!!
My comments:
Saya bukan penggemar Angelina Jolie, juga bukan penggemar Clint Eastwood, walaupun saya tahu kapasitas Mr Eastwood sebagai actor dan juga sutradara handal yang kerap menjadi langganan nominasi Academy Awards. Setelah saya sewa, film ini lama saya simpan di computer saya sebelum sempat menonton.
Ceritanya berdasarkan kisah nyata, tentang perjuangan seorang ibu muda melawan kebobrokan hukum dan kepolisian, di tengah keputusasaan dan kesedihannya karena anak laki-lakinya hilang tak tahu di mana. Lewat Changeling, Angelina Jolie mendapat nominasi Best Actress dalam Academy Awards 2009. Memang pantas. Aktingnya bagus banget. Tapi selain acting Jolie yang te-o-pe, Changeling memang film drama yang bagus. Sangat menyentuh, so emotional. Alur ceritanya kuat, dan mengharukan.
Didukung oleh scoring yang bikin merinding, dan juga setting yang bagus. Yang bikin saya kagum, Hollywood selalu mampu menyajikan pemandangan dan suasana sesuai setting cerita. Di Changeling, tim artistiknya dengan sempurna menghadirkan Los Angeles tahun 1930-an, lengkap dengan trem dan juga fashionnya. Intinya, filmnya bagus dan saya rekomendasikan bagi anda yang belum menontonnya.
cheers,
-anna-
Subscribe to:
Posts (Atom)