Back to one year ago.. 6 Mei 2011. Jumat. Hari yang cukup ramai dan sibuk di
kantor. Menjelang HUT perusahaan, beberapa acara mulai digelar. Saya menjadi panitia
lomba karaoke kecil-kecilan yang dilaksanakan setelah senam pagi. Kemudian
siang menjelang, jumatan, dan kemudian waktu berlalu mendekati ashar. Di kantor
saya, hari Jumat ibaratnya adalah freeday, di mana suasana lebih santai dan
aroma weekend sudah di depan hidung.
Di depan komputer, saya asyik mengutak-atik handheld blackberry
yang baru berumur beberapa hari. Cek facebook. Ah, ada yang ulang tahun nih.
Ucapin aaaahh.. Saya nyengir.
Krishna Kurniawan. 28 years old. Was born on 6th May, 1983. He’s one of my friend’s older brother. Dulu adik perempuannya pernah satu kos dengan saya di Kosan Bu Sungkono di Karang Wismo, Surabaya. Tapi dengan mas Krishna saya tidak kenal banget. Pernah sih, suatu kali, saya dan dia pernah terlibat suatu urusan: mengembalikan komik Jepang, Train Man –yang dipinjam anak-anak kos- . Dan saat menemui saya untuk mengambil komik itulah, kami sempat berbincang sebentar. Mungkin sekitar bulan April tahun 2009, dan setelahnya, setelah itu, we were never met, no contact at all. Entah bagaimana saya berteman di facebook, tapi tanpa pernah ada interaksi.
Kemudian Jumat sore itu. Birthday wishes yang saya tulis di
wall-nya kurang lebih seperti ini. “Selamat ulang tahun, mas. Sukses selalu.
Btw, masih suka baca komik kaan..??”
Lalu beberapa saat ucapan saya dibalasnya. Makasih, katanya.
Awakmu piye? Skr kerja di mana? Masih sering pulang ke Magetan? Dan kemudian
saya membalas. Saya kerja di Kalimantan, bla bla bla blaah.. beberapa kali
berbalas-balasan di wall facebook sampai kemudian mas Krishna bertanya nomor
hape saya. Dan chit-chat kami berlanjut senja harinya, malam harinya, esok
harinya, dan hari-hari berikutnya… lewat sms, bbm, telepon-telepon, dan
pertemuan-pertemuan.
Inilah saat yang tepat mereview, mengenang kembali masa itu,
when we (not actually) first met. Bila kami
berdua ngobrol tentang hari itu, kemudian kami tertawa-tawa dan saya menggumam
dengan melankolis. “kok bisa ya mas…” Kemudian dia dengan lempengnya
berkomentar. “Iso ae laah. Wess, ra usah drama..” Saya lalu merajuk manja. :)
Mungkin sudah takdir, barangkali memang jodoh, (insya Allah,
Amiiiinnnn). Tapi benar. Waktu, cuaca,
dan semesta ikut mendukung dan berkonspirasi tentang perkenalan, pendekatan, dan pertemuan kami. Dan tak terasa setahun berlalu..
penuh cerita dan cinta. Terima kasih Sayang, untuk semua kompromi dan
pengertian, untuk kasih dan kesabaran, untuk canda dan penerimaan, untuk rindu
dan pengharapan, untuk cinta dan kepercayaan..
Happy blessed day, dear. Wish you nothing but the best! All
the best. Very best! So proud of you…
No comments:
Post a Comment